SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sekdaprov Jawa Timur Heru Tjahjono mengatakan bahwa Kota Surabaya, dan sekitarnya berpotensi untuk dilakukan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) demi menekan tingkat penyebaran covid-19.
Hal ini menyusul melonjaknya kasus covid-19 di Kota Surabaya dan juga daerah sekitarnya seperti Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo.
Di mana pada hari Minggu (12/4/2020), penambahan kasus positif covid-19 di Kota Surabaya dalam sehari ada 83 kasus.
• UPDATE Kasus Covid-19 Jatim, Ada 52 Kasus Positif Corona Baru, 28 Orang di Antaranya Warga Surabaya
• Dosen Universitas Negeri Malang (UM) Positif Covid-19, Satgas : Tertular dari Klaster Asrama Haji
• Polres Malang akan Tindak Tegas Oknum Warga yang Provokasi Tolak Pemakaman Jenazah Pasien Corona
Dan disusul pada hari ini Senin (13/4/2020), penambahan kasus positif covid-19 di Kota Surabaya mencapai 28 orang.
Akan tetapi meski dalam kondisi seperti ini ditegaskan Heru bahwa sampai saat ini belum ada daerah yang mengajukan penerapan PSBB di Jawa Timur, termasuk Kota Surabaya dan sekitarnya.
“Kabupaten Kota belum ada yang mengusulkan untuk penerapan PSBB. Tapi melihat perkembangan kasus terkonfirmasi covid-19 hari-hari ini, kami sudah berkoordinasi dengan Sekkota Surabaya dan sekitarnya termasuk Gresik dan Sidoarjo. Maka kita ini lagi kita koordinasikan, terkait kemungkinan akan dilakukan PSBB,” kata Heru di Grahadi, Senin (12/4/2020), malam.
Penerapan PSBB dikatakan Heru tentunya akan dikoordinasikan secara masif jika memang akan diberlakukan di suatu daerah.
Tidak bisa diputuskan oleh satu daerah tertentu saja. Sebab penerapan PSBB kaitannya juga terhadap pemenuhan logistik, penerapan pembatasan dan lain-lain.
“Tapi sampai saat ini belum ada. Akan tetapi terkait hal-hal yang terkait PSBB sebenarnya kita sudah melakukan,” kata Heru.
Seperti meliburkan sekolah, membatasi adanya kerumunan dan juga penerapan kawasan physical distancing. Hal tersebut sudah dilakukan demi menekan penyebaran virus corona yang kini sudah tinggi di Jawa Timur.
Di sisi lain Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa saat ini Kota Surabaya memang menjadi daerah tertinggi kasus covid-19 se Jatim.
Dengan kasus positif covid-19 di Jatim sebanyak 438 orang, di antaranya Surabaya kasusnya mencapai 208 orang.
“Surabaya hari ini tambah 28 orang. Sehingga per hari ini di Surabaya ada sebanyak 208 orang. Surabaya masih menjadi daerah yang paling banyak memiliki kasus positif covid-19,” ucapnya.
Di urutan kedua, Gubernur Khofifah menyebut bahwa daerah yang paling banyak setelah Surabaya adalah Kabupaten Sidoarjo yaitu sejumlah 39 orang kasus psoitif covid-29. Lalu disusul dengan Lamongan dengan total kasus positif covid-19 sebanyak 24 orang.
Lebih lanjut dikatakan Khofifah bahwa dari total 438 kasus positif covid-19 di Jatim, yang masih ada dalam perawatan ada sebanyak 322 orang.
“Dan hari ini Alhamdulillah kita dapat informasi hari ini ada 7 orang positif covid-19 yang sembuh. Satu dari Gresik, empat dari Kota Surabaya, satu dari Sidoarjo dan satu dari Situbondo,” tegas Khofifah. “Sedangkan per hari ini yang meninggal ada sebanyak 11 orang, terinci 9 orang dari Surabaya dan 1 dari Situbondo,” tegas Khofifah.
Selain update kasus positif covid-19, di Jatim kasus PDP juga masih bertambah. Per hari ini ada sebanyak 1.447 orang PDP, dengan jumlah yang masih diawasi ada sebanyak 872 orang.
Dan untuk kasus ODP per hari ini ada sebanyak 14.432 orang dengan yang masih dirawat ada sebanyak 7.813 orang.
“Dengan kondisi semacam ini, maka mutlak bagi kita semua untuk tidak keluar rumah. Batasi keluar rumah hanya untuk hal yang sangat penting. Kalau tidak penting maka lebih baik untuk tinggal di rumah. Kita harus patuhi itu karena melihat peta persebarannya yang sudah semakin seperti ini,” kata Khofifah.