Virus Corona di Jatim

Pacu Kapasitas Tes Covid-19 3600 Sampel Perhari, Gugus Tugas Jatim Optimalkan Bantuan Alat Tes PCR

Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi dalam konferensi pers di Grahadi, Jumat (29/5/2020) malam.

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Dalam waktu dekat, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur akan mampu melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) sebanyak 3600 sampel per hari.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi menyebutkan RSUD dr Soetomo telah dipinjami alat PCR dari pemerintah pusat.

Kinerja alat PCR yang satu ini lebih cepat yang mana perharinya bisa melakukan tes PCR hingga 1200 sampel.

"Sore tadi sudah datang, dan kalau sudah berjalan, RSUD dr Soetomo bisa melakukan tes 600 sampel sekali running, kalau dua kali bisa 1200 per hari. Belum ditambah (alat PCR) yang sudah ada," lanjut Joni yang juga menjabat sebagai Dirut RSUD dr Soetomo Surabaya ini.

Joni juga telah diarahkan BNPB untuk menghubungi ahli mikrobiologi dari Padang yang mampu melakukan tes PCR hingga 2600 sampel perhari.

"Beliau akan membimbing kami untuk meningkatkan laboratorium di Surabaya. Kawan-kawan di BBTKLPP juga akan belajar untuk menaikkan kemampuan laboratoriumnya," kata Joni.

"Disamping PCR, di Puskesmas dan rumah sakit daerah ada tes TCM (Tes Cepat Molekuler), tapi ini tidak terlalu banyak. Kemampuannya hanya 12 sampel sehari," lanjut Joni.

Jika Institute Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga sudah bisa kembali beroperasi, kemudian sejumlah laboratorium bisa bekerja secara optimal serta dibantu dengan TCM di sejumlah rumah sakit daerah, menurut Joni setidaknya 3600 sampel bisa dites perharinya.

Sedangkan untuk dua unit Mobil laboratorium tes PCR dari BNPB dijadwalkan akan berada di Jawa Timur hingga 2 Juni 2020.

Jika memang masih dibutuhkan, pihaknya akan mengajukan lagi ke BNPB agar masa peminjaman bisa diperpanjang.

"Tujuan awalnya adalah untuk mensubstitusi ITD yang saat ini mengalami gangguan sehingga tidak bisa melakukan pemeriksaan (PCR). Kalau dirasa masih perlu untuk menyelesaikan kita akan pinjam lagi," kata Joni.

(Sofyan Arif Candra)

Berita Terkini