Selain itu juga harus rajin mengerjakan tugas-tugas yg diberikan para dosen dan mengaplikasikan ilmu itu dalam kehidupan sehari-hari.
"Ini adalah yang paling penting. Kita harus membiasakan diri untuk bisa menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, sehingga kita memiliki waktu lebih untuk bisa belajar hal lain yang bermanfaat," jawab alumnus SMAK Diponegoro Blitar Jawa Timur ini.
Saat kuliah, Steven juga aktif dalam kegiatan di kampus, seperti di himpunan mahasiswa prodi. Ia juga ikut kegiatan di luar kampus, seperti lomba-lomba yang terkait dengan jurusan.
Saat ini, Steven sedang melaksanakan kuliah daring S2 di Hunan Normal University Tiongkok.
Keinginannya tak hanya jadi guru atau dosen Bahasa Mandarin, tapi juga bisa melaksanakan pekerjaan lain secara bersamaan.
Misalkan mengajar sambil menjadi penerjemah freelance. Atau membuka bisnis yang ada hubungannya dengan Bahasa Mandarin.
Ditanya tentang keasyikan belajar di Bahasa Mandarin adalah pertama, pada huruf yang digunakan dalam Bahasa Mandarin sangat unik.
Jadi, belajar dan menulis karakter Mandarin adalah seperti bermain games, asik dan penuh tantangan.
Di Universitas Ma Chung, pengajar Bahasa Mandarin adalah native speaker dan pengajar lokal yang lulusan S2 dari Tiongkok.
"Dengan begitu, kita bisa bertukar pikiran dan kebudayaan dengan bapak ibu dosen serta menambah wawasan kita tentang bahasa, budaya dari negara Tiongkok," jawabnya.
Selain itu, jika menguasai huruf-huruf Mandarin dan kosa kata Mandarin, maka dengan mudah bisa mempelajari bahasa Jepang dan bahasa Korea.
Sebab banyak kosa kata Bahasa Mandarin yang mirip dengan dua bahasa tersebut.
"Berkat Bahasa Mandarin, saya bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar di Tiongkok selama satu tahun. Tepatnya pada semester tiga dan empat lalu."
"Saat itu, saya mendapatkan banyak teman dari Tiongkok asli maupun dari negara lain," ceritanya.
Hal ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia luar. Serta dapat memahami kebudayaan asing.