Berita Malang Hari Ini

Tanpa Lokomotif, 7 Gerbong Kereta Api di Malang Tempuh Kecepatan 40 Km Per Jam Sendiri, Ini Faktanya

Penulis: Ratih Fardiyah
Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KECELAKAAN KERETA API - Kondisi rangkaian gerbong Kereta Api (KA) usai berjalan sendiri dan anjlok setelah menabrak Excavator di sisi selatan Stasiun Kota Lama, Kota Malang, Rabu (18/11/2020). Rangkaian yang terdiri dari tujuh gerbong KA tanpa lokomotif ini berjalan sendiri dari Stasiun Malang hingga Stasiun Kota Lama.

Jalur 4 ini adalah jalur mati, dan hanya digunakan untuk memperbaiki, atau membersihkan kereta sebelum berangkat lagi.

Di jalur tersebut, sejumlah teknisi lalu melaksanakan tugas mereka, memperbaiki dan membersihkan kereta.

Masih menurut Winarto, petugas lalu menjalankan prosedur keamanan, dengan memutus sambungan lokomotif dan gerbong.

Sambungan antara gerbong nomor lima, dengan gerbong nomor enam, juga diputus. Hal itu dilakukan karena ada beberapa perbaikan di gerbong tersebut, antara lain, mengganti karet yang ada di sambungan gerbong, dan masalah kelistrikan.

Nah, saat dalam masa perbaikan itu, empat gerbong paling belakang, tiba-tiba berjalan sendiri.

Sejumlah teknisi yang dimintai keterangan memastikan, tidak ada satu pun teknisi yang berada di dalam empat gerbong tersebut.

Para teknisi juga mengaku, sudah melakukan semua standar operasional keamanan, termasuk memberi stop block, atau ganjalan khusus yang digunakan untuk menghambat roda kereta saat berhenti.

Kereta itu akhirnya terus berjalan, menempuh jarak sekitar 2,5 kilometer sampai Stasiun Kota Lama, hingga akhirnya ’dipaksa’ berhenti di sana.

Petugas sinyal di stasiun Kota Lama saat itu, Achmad Suyuthi, lalu membelokkan rel yang dilintasi kereta itu.

”Tujuannya, agar kereta bisa menabrak spoor-box,” terang Suyuthi kepada sejumlah polisi saat itu, dikutip dari berita Surya.co.id.

Spoor-box adalah semacam beton yang dipasang di ujung rel mati. Fungsinya, memang untuk ditabrakkan kereta yang tidak bisa berhenti.

Keputusan membelokkan kereta ke spoor box ini memang sebuah prosedur standar.

Menurut Suyuthi, kalau saja kereta itu tidak ditabrakkan spoor-box, akibatnya bisa lebih fatal.

Kereta bisa terus bergerak liar, dan bisa ditabrak kereta lain yang datang dari arah selatan. Kereta memang akhirnya berbelok dan menabrak beton tebal tersebut.

Namun, laju dan beban empat gerbong tersebut nyatanya terlalu kuat untuk ditahan.

Keempat gerbong itu terus melaju, hingga akhirnya menerjang tiga rumah warga di bantaran rel.

Baca juga: Penemuan Rel Trem Kereta Api Kuno Belanda di Kayutangan Kota Malang, TACB Koordinasi dengan PT KAI

Baca juga: Pekerja Temukan Jalur Kereta Api Kuno di Bawah Kawasan Kayutangan Heritage, Kota Malang

Berita Terkini