“Jadi kalau di dalam kotak itu ada 10 botol, diambil satu ketahuan,” kata Erick.
Nantinya, kotak tersebut juga kemudian dimasukan ke dalam kotak pendingin yang lebih besar lagi untuk dikirim ke berbagai daerah dengan menggunakan truk.
Selain itu, dengan teknologi tersebut, pengiriman vaksin dapat dimonitor lokasi dan temperaturnya.
“Jadi kita tahu berapa jamnya dan termometernya terukur ketika sampai,” kata Erick.
“Setelah terbuka itu juga terdeteksi, oh itu sudah diambil. Karena tugasnya kami kan (mengirim) sampai ke gubernur,” ucap dia. (Kompas.com)