Berita Malang Hari Ini

Webinar Cegah Penularan Covid-19 di Kalangan ABK, Butuh Kedisiplinan Keluarga dan Orang Sekitar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Worlds Malang mengadakan webinar tentang pandemi Covid-19, Minggu (14/2/2021) dengan dua narasumber lewat Zoom.

Penulis : Sylvianita Widyawati , Editor : Dyan Rekohadi

SURYAMALANG.COM, MALANG - Worlds Malang mengadakan webinar tentang pandemi Covid-19, Minggu (14/2/2021).

Kegiatan ini sebagai road to world down syndrome day 2021.

Pembicaranya dr Kurniawan Taufik Kadafi MBiomed Sp A (K), Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia, staf ERIA FK UB dan Dr dr Helda MKes, Epidemologi FKM Universitas Indonesia (UI).

"Webinar ini dalam rangka syiar pengetahuan pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih berlangsung," jelas Suyanto, pembina Worlds Malang di acara itu.

Kasus Covid-19 juga mengenai anak-anak di dunia. Banyak juga yang meninggal dunia.

Pada kasus ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) juga ada.

Seperti di Italia, ada anak down syndrome yang terpapar. Hal itu disampaikan Kadafi.

"Untung di sana regulasinya cekatan. Pemerintah menutup sekolah dan area publik," katanya.

Di Indonesia, kasus pada ABK juga ada. Maka pada ABK dengan imun rendah dan memiliki komorbid juga rentang terpapar.

Karena itu, bagi keluarga yang memiliki ABK, perlu kesiplinan orang sekitarnya agar tidak menularkan. Sebab dari orang sekitarnyalah yang mobile dibanding ABK.

Sehingga direkomendasikan jika usai melakukan kegiatan di luar, segera membersihkan diri.

Begitu juga dalam memakai masker harus dengan yang benar.

"Covid itu sudah ada. Khawatirnya nanti ada masalah. Sedang vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak belum ada. Sebab dari pusat-pusat penelitian di Indonesia belum ada. Atau ada tapi ditutup, saya belum tahu. Yang jelas hasilnya belum ada," tambah Kadafi. 

Sedang Helda menyatakan masih belum ada obat untuk Covid.

Sehingga diperlukan vaksinasi untuk menekan pandemi.

Pemerintah lewat Kemenkes menggalakkan 3T plus 3M. 3T yaitu testing, tracing, treatment.

"Pada treatment, pemerintah bertanggungjawab pada semua yang terpapar positif. Tapi masalahnya di testing atau pengujian. Sebab biaya swab test PCR sangat mahal. Sehingga untuk masyarakat perlu 3M," kata Helda.

3M yaitu mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker.

"Tapi menjaga jarak, kadang lupa. Masih foto-foto. Mungkin karena sudah terlalu lama di pandemi. Sehingga lelah," kata dia.

Maka ia menyarankan agar memakai masker itu sudah sebagai gaya hiduo.

Tanpa diminta siapapun, auto pakai masker kemanapun agar tidak menularkan pada orang lain.

Untuk pemakaian masker non medis yaitu masker kain harus diganti tiap empat jam sekali.

Dengan adanya kegiatan vaksin, maka selain melindungi diri sendiri juga orang lain yang belum divaksin.

Dikatakan, vaksin butuh waktu agar memperoleh kekebalan. Sehingga meski sudah divaksin harus tetap menjaga protokol kesehatan.

Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. SURYAMALANG.COM mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Berita Terkini