Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Eka Ginanjar mengatakan bahwa tindakan tersebut tidak bermanfaat
dan belum ada penelitian kesehatan secara resmi yang bisa membuktikan apakah menghirup uap air panas dapat membunuh virus corona.
Sampai saat ini, belum ada metode yang resmi untuk melakukan penelitian tersebut.
Dr. Jason McKnight, Asisten Profesor Klinis di Departemen Perawatan Primer dan Population Health di Texas A&M University menjelaskan
bahwa cara tersebut justru memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan pada wajah seperti luka bakar bagian kulit wajah, mata, dan saluran pernapasan,
yang jika cukup parah dapat menyebabkan komplikasi serius dalam jangka panjang.
Dirinya juga menambahkan bahwa sampai saat ini, satu-satunya cara untuk membunuh virus adalah melalui solusi pembersihan antimikroba,
yang tidak boleh dihirup atau dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara apapun.
Informasi lain yang menyatakan bahwa penambahan zat Eucalpytus dari minyak kayu putih mampu membunuh virus corona lebih cepat juga salah.
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR dr Inggrid Tania MSI, mengatakan
Eucalyptus memang memiliki sejumlah zat aktif yang bersifat anti bakteri, anti virus, dan anti jamur.
Eucalyptus memang mampu membunuh virus betacorona, namun bukan virus Covid-19 yaitu SARS-CoV-2.
Dari laman resmi Universitas Gadjah Mada, Dosen Fakultas Kehutanan UGM, Rini Pujiarti, Ph.D., juga menegaskan bahwa klaim Eucalyptus dapat membunuh virus corona tidak bisa sepenuhnya dipercaya. Hal tersebut perlu penelitian lebih lanjut oleh para ahli.
Jadi dapat disimpulkan klaim yang menyatakan bahwa terapi dengan uap panas, atau dengan uap yang mengadung Eucalyptus dari minyak kayu putih adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan. (*)