Jika hal ini terjadi, karakter pemain harus berteriak meminta tolong ke keramaian agar dapat lolos ke misi berikutnya.
“Di misi terakhir, pemain diminta untuk menyelesaikan sebuah maze dengan tujuan melarikan diri dari orang jahat. Misi ini adalah misi yang paling susah,” kata Aqilla.
Adrian, anggota tim lainnya menambahkan semenjak Agustus 2020, XEGA sudah mengalami banyak pengembangan hingga yang terakhir adalah pengintegrasian XEGA dengan augmented reality.
Hingga akhirnya, XEGA berhasil menyabet medali emas pada ajang kompetisi paper internasional ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2021 yang diadakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) pada 18 hingga 22 Februari lalu setelah mengalahkan hampir 450 tim dari 20 negara lainnya.
Setelah memenangkan perlombaan ini, tim ini berharap XEGA dapat dimainkan khalayak luas khususnya anak – anak bersama orang tua mereka agar lebih sadar akan pentingnya edukasi seksual.
“Saat ini, satu – satunya batasan yang membuat mimpi kami belum menjadi nyata, karena belum semua anak memiliki akses ke teknologi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan XEGA,” pungkasnya.