Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif - Gabrielle Aisya dan Kisah 'Horor' di Hotel Niagara Malang yang Viral di TikTok

Editor: isy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembuat video viral hotel Niagara Malang akhirnya angkat bicara

Berita Surabaya Hari Ini
Reporter: Nurika Anisa
Editor: Irwan Sy (ISY)

SURYAMALANG.COM | SURABAYA - Berniat melepas penat di sebuah hotel bergaya vintage yang terletak di Lawang, Kabupaten Malang, Gabrielle Aisya justru merasakan suasana janggal terkesan mistis.

Di balik kemegahan dan keunikan sebuah hotel tua khas kolonial Belanda, Gabrielle menceritakan kisah horrornya saat mendatangi Hotel Niagara Malang.

Cerita selengkapnya, simak wawancara eklusif pengunggah video viral 'hotel horor' di Malang, Gabrielle Aisya dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network yang juga Pemimpin Redaksi Harian Surya, Febby Mahendra Putra, Jumat (2/4/2021).

Febby Mahendra Putra: Bagaimana awal mula Gabby membuat konten di Tiktok hingga menjadi viral?

Gabrielle Aisya: Tujuannya memang ke bengkel di Malang untuk membenarkan mobil, biasanya saya menumpang di rumah pemilik bengkel karena bolak-balik ke bengkel.

Tiba di Malang, pacar saya bilang kenapa tidak ke Bromo, mumpung lagi di Malang. Karena saya belum pernah ke Bromo. Lalu, saya pikir boleh tapi kalau meninggalkan barang di mobil agak ngeri karena ada laptop dan barang berharga lainnya.

Saya pikir mencari hotel yang murah Rp 100 ribuan saja, niatnya cuma datang malam dan besoknya ke Bromo naik motor.

Saya pesan lewat aplikasi, search hotel daerah Lawang dan menemukan review yang paling bagus dan murah. Saya pikir ini hotel vintage, lokasinya keluar gang dari bengkel, putar balik sampai. Saya tidak pikir panjang dan tidak tanya-tanya dulu, langsung pesan Rp 100 ribu.

Sekitar jam 20.00 WIB, saya bilang ke pacar untuk istirahat dan mandi dulu, takutnya ke Bromo dini hari ngeri takut ngantuk, jadi mau rebahan dulu di hotel. Kami meminjam mobil dari orang bengkel untuk ke sana (hotel).

Sesampainya di hotel, dari depan terlihat sepi banget. Sekitar hotel ramai ada pasar tapi masuk ke hotel sepi. Saya pikir karena hotelnya besar terlihat sepi.

Waktu saya masuk, satpamnya hanya melongo buka rantai dan tidak menanyakan apa-apa langsung lihat dan masuk lagi ke pos satpam. Mungkin karena hujan deras.

Niatnya pacar saya cuma mengantar barang ke atas, makanya dia parkir di depan lobby hotel. Rencananya pacar saya pergi lagi ke bengkel.

Saya masuk hotel hanya lihat satu orang pegawai, saya mungkin karena pandemi. Saya janggal karena pegawainya memakai baju hitam putih, kalau setahu saya pegawai baju hitam putih itu PKL.

Mas saya sudah booking dari agoda, saya bilang ke pegawainya dan langsung dicek di komputernya. Saya juga bilang kalau sebentar saja, mungkin lima jam saja.

Tiduran, nanti pesan gojek ke bawah, beli makan dan ke Bromo, jadi di sini lima jam saja.

Oiya mbak, tidak apa-apa. Kamarnya ada di lantai tiga kata pegawainya. Saya juga sempat tanya apa tidak ada kamar di lantai satu karena saya cuma sebentar saja, malas bolak-balik. Tetapi pegawainya bilang kalau sudah full booking malam itu.

Hotel itu tidak ada lift jadi harus naik tangga dan juga saya pikir lantai tiga dekat tapi mungkin karena bangunan tua rasanya satu lantai seperti dua lantai rumah biasa.

Akhirnya saya bawa barang-barang, koper, segala macam diantar Robert (pegawai baju hitam putih). Mungkin posisi hujan deras, saya merasa agak takut pas naik tangga karena saya tidak dengar satu pun orang jalan dan ngobrol.

Saya mikir selama pengalaman saya ke hotel kalau memang full booking pasti ada aja suara anak kecil nangis atau apa. Hanya suara hujan, jadi terasa lebih mencekam. Hujan gelap.

Saya naik ke atas dan saya lihat ada kamar mandi luar. Tapi, di aplikasinya kamar mandi dalam kok bukan kamar mandi luar.

Dia (pacar) agak panik, tapi saya berusaha santai. Saya rasa tidak mungkin seseram itu karena review hotelnya bagus.

Saya naik ke atas, dikasih kamar paling ujung dan tidak tahu kenapa kamar saya ada gantungan yang kalau keluar hotel tanda mau dibersihkan. Saya apa ada orang, ada gantungan.

Sebenarnya bukan hal mistis saja, tapi sempat melihat balkon dan buat pribadi seperti tidak safety agak bolong dan pendek karena lantai tinggi banget ke bawah gelap.

Saya masuk tidak ada ornamen aplikasi booking hotel, seakan saya booking di hotelnya langsung. Saya mulai agak janggal, tidak pernah seperti ini.

Saya lihat connecting door, bukan ngerasa mistis tapi agak takut karena yang dikunci hanya bagian atasnya saja. Bagian bawahnya tidak bisa dibuka karena pintunya tidak rata tapi agak bengkok.

Waktu saya datang, rasanya tidak enak, merinding mungkin faktor malam dan hujan. Tapi, yang saya dan pacar saya rasakan tidak enak.

Saya sempat ragu turun ke bawah, saya merasa takut dan tidak nyaman. Takut mistis dan takut keamanannya karena menghubungi resepsionis di bawah.

Saya buka balkon karena gerah tapi tidak bisa dikunci dipaku, saya mau paksa buka tapi takut rusak. Saya mau buka balkon di kamar tapi tidak bisa dibuka sedangkan di luar kamar balkonnya gede. Jendela di kamar juga tidak bisa dibuka.

Saya memikirkan ada bahaya di pintu kamar saya, saya tidak bisa ke mana-mana. Saya ngerasa ngeri. Pacar saya ga mau lama-lama, niatnya nunggu 15 menit karena terlanjur bayar tapi pacar saya panik dan mau balik ke bengkel.

Saya rebahan di kasur, ada yang ketok pintu. Saya buka, seperti video yang posting di TikTok, itu tidak orang. Kami berdua panik karena tidak ada orang.

Pacar saya mau nutup pintu, ada suara jalan di tangga ternyata satpam yang datang ke atas mau nyuruh pindahin mobil di depan lobby.

Saya merasa di hotel manapun tidak pernah disamperin satpam, biasanya front desk atau house keeping. Saya pikir agak janggal, aneh saja satpam ke kamar saya.

Pacar saya bilang ayo cabut-cabut kalau kamu mau terserah, aku ga mau di sini. Saya dilema, takut tapi saya juga memikirkan tingkat keselamatan saya kalau sesuatu terjadi.

Saya videoin pas mau cabut, pas baru masuk dan di kamar karena memang saya suka video semua hal yang terjadi di hidup saya. Buat kenang-kenangan.

Di TikTok saya post full tanpa musik dan edit. saya panik dan bawa koper ke bawah. Saya kan suka video, tapi waktu itu panik dan sempat dorong-dorong kayak tidak enak rasanya. Berasa tidak enak banget rasanya.

Saya sempat lupa minta KTP,  bilang ke resepsionis dan bilang mau nginep di rumah teman.

Cowok saya buru-buru lempar koper ke mobil, langsung masuk, hujan takut basah. Kami putar balik masuk lahan parkir. Pas muter balik, seingat saya ada mobil satu dan box putih. Saya tidak lihat kendaraan lain, bahkan motor tidak ada.

Febby Mahendra Putra: Itu di lapangan parkir samping?

Gabrielle Aisya: Iya di samping, saya lihat ke ujung. Saya tidak tahu di belakang hotel ada lagi lapangan parkir atau tidak. Saya hanya lihat di samping hotel. Saya pikir serem banget dan seakan-akan dikejar-kejar sesuatu karena parno banget. Kami keluar hotel dan mencari hotel lain di Lawang.

Febby Mahendra Putra: Jadi pindah ke hotel lain malam itu?

Gabrielle Aisya: Iya pindah hotel lain.

Febby Mahendra Putra: Hotel lain itu hotel biasa saja?

Gabrielle Aisya: Hotel resort begitu.

Febby Mahendra Putra: Situasi hotelnya berbeda dengan Hotel Niagara Malang?

Gabrielle Aisya: Berbeda sih, kayak resort villa.

Febby Mahendra Putra: Artinya anda tidak merasa fear lagi di hotel kedua itu? Tidak takut?

Gabrielle Aisya: Saya masih merasa takut, saya lihat ke belakang apalagi masuk kamar baru cowok saya pergi ke bengkel dan saya sendiri di situ.

Febby Mahendra Putra: Jadi tetap menginap mandi sebelum berangkat ke Bromo? Tidak check out buru-buru seperti Hotel Niagara Malang?

Gabrielle Aisya: Tidak, menginap sampai besoknya dan sampai pulang ke Bromo.

Febby Mahendra Putra: Gabby bisa menjelaskan kenapa kemudian pengalaman di Hotel Niagara secara bersambung ke akun TtikTok?

Gabrielle Aisya: Jadi saya memang orangnya suka review kalau ke sebuah tempat. Saya juga jualan, suka kalau orang ngereview.

Kadang-kadang banyak follower saya di Instagram yang ketika saya berada di caffe atau hotel itu banyak yang nanya tempat dan pelayanannya, jadi saya pikir ngevlog saya, meskipun tidak saya post.

Saya upload di TikTok itu review kejadian apa saya bikin. Saya bukan orang yang aktif bikin konten.

Febby Mahendra Putra: Nah, Gabby setelah mengalami hal itu beberapa menit di hotel niagara searching atau cari data lewat google?

Gabrielle Aisya: Pas saya pesan tidak ada nama hotel aslinya, cuma ada Reddoor at Lawang dan saya pesan dari Agoda. Saya pesan hotel tidak pernah search hotel itu seram atau bagaimana karena saya percaya sama Reddoor.

Kok hotelnya ngeri banget dan ketika di hotel baru yang resort villa, cowok saya kan pergi, saya masih parno nonton videonya lagi yang saya rekam.

Iseng ah upload di tiktok, ini kan review aja. Saya share pengalaman saya ada di situ dan saya berekspektasi kalau video itu banyak yang nonton banyak yang tanya di mana.

Kalau reviewers sengaja tidak kasih tau namanya, baru kalau rame dikasih tahu tempatnya. Tapi saya baru upload, saya minta teman saya untuk koment karena saya mau minta lanjutannya biar review saya di handphone tidak sia-sia jadi durasinya 6 menit.

Saya minta teman saya koment untuk lanjut upload-annya dan itu buat kenang-kenangan. Sekitar 1 jam saya upload tahu-tahu yang nonton 10 ribu orang.

Saya bingung kok banyak yang nonton, padahal videonya menurut saya kurang bagus kualitasnya, jadi giliran saya review makanan bagus kualitasnya ga ada yang nonton tapi video 3gp saya buka komentar langsung tau nama hotelnya. Banyak review dan artikel hotel tersebut.

Saya pikir, saya saja yang merasa seperti itu akhirnya saya searching google dan banyak banget artikelnya yang bikin saya merinding. Saya rasa bodoh banget dan banyak rumor hotel itu.

Febby Mahendra Putra: Gabby ketika melihat searching postingan sebelumnya, pernah tidak nonton postingan di YouTube, TikTok atau apapun yang menceritakan sebuah keluarga besar sempat menginap di sana?

Gabrielle Aisya: Saya belum pernah nonton tapi saya nonton video kayak datang ke tempat seram dan review.

Febby Mahendra Putra: Setelah menjadi viral di TikTok, di share ke mana-mana. Apakah Gabby pernah dihubungi oleh pihak hotel atau Reddoor?

Gabrielle Aisya: Saya bingung, tidak ada sama sekali saya dihubungi. Saya sempat lihat video bapak dan saya bingung kok begini ngomongnya. Mungkin saya belum cek email tapi belum ada email personal. Tidak ada email pihak hotel.

Febby Mahendra Putra: Nah, setelah Gabby melihat saya dengan General Manager Hotel Niagara Pak Ongko Budiarto. Apa pendapat Gabby mengenai penjelasan GM hotel bahwa hotel tidak ada masalah dan waktu itu Reddoor hanya mengurus bookingnya tapi yang mengelola ya keluarga mereka. Bagaimana menurutmu?

Gabrielle Aisya: Saya jelaskan yang video seperti mantul. Saya rasa video sekitar empat detik, seperti video masuk kamar hotel. Waktu ada yang ngetok, saya video tidak langsung ada orang.

Saya parno, saya rasa tidak ada orang terus barulah satpam datang. Kata GM Hotel kayak tidak etis kalau satpam di depan pintu tapi maksud saya juga tidak etis satpam yang ke kamar tamu.

Saya bingung kenapa pegawai training di taruh di situ dan malam hari. Tapi, ini hotel tidak ada seragam reddoor. Bapak itu (General Manager Hotel Niagara) bilang lahan parkir penuh. Saya muter balik mobil cuma ada dua.

Anehnya setiap saya ke hotel ada orang ngobrol tapi itu tidak ada sama sekali. Ini bukan tengah malam juga, pasar juga masih rame. Saya rasa hotel ini sepi banget.

Reddoor dan traveloka punya SOP kasurnya harus ada ornament tapi di sini tidak ada. Spreinya putih saja. Saya rasa takut saja.

Febby Mahendra Putra: Tapi, sepanjang beberapa menit di sana tidak melihat apa-apa ya misal sifatnya fisik?

Gabrielle Aisya: Saya tidak melihat apa-apa. Pas saya masuk, naik tangga mulai merasa mungkin karena bangunan original, jendela zaman dulu, keramiknya juga. Tapi saya rasa banyak yang melihat saya. Mungkin saya saja yang sensitif.

Febby Mahendra Putra: Kalau anda bisa gambarkan, apakah hotel itu bersih, terawat atau bagaimana?

Gabrielle Aisya: Saya kan sering ke hotel, apalagi bangunan tua. Saya rasa janggal karena hotelnya sangat bersih, pegawai training dan hanya satu tapi hotelnya bersih. Di lantai tiga, balkon tidak ada kotor sedikit pun.

Di tembok tidak ada debu, kalau dibersihin terus-terus an ya bersih. Tapi setidaknya ada debu sedikit yang masuk dari angin dan balkon. Itu bener-bener bersih. Mungkin saya yang terlalu mikir ke mana-mana.

Febby Mahendra Putra: Artinya menurut anda, hotel itu terawat?

Gabrielle Aisya: Iya, saya rasa hotel itu sangat terawat.

Febby Mahendra Putra: Nah, setelah posting tiktok apakah followers anda bertambah?

Gabrielle Aisya: Saya juga kaget, banyak yang nonton dan follow dan sempat diblok seminggu sama TikTok mungkin karena videonya melejit.

Febby Mahendra Putra: Kenapa itu diblokir? Alasannya apa?

Gabrielle Aisya: Kalau saya lihat, ada beberapa yang ketika saya ngomong atau cerita keblokir. Padahal video itu udah enam bulan lamanya keblokir. Bukan karena hotel itu, tidak ke-remove.

Febby Mahendra Putra: Setelah mengalami hal itu, apakah beberapa hari kemudian anda juga mengalami hal yang unik tidak? Atau biasa saja?

Gabrielle Aisya: Saya merasa parnonya tiga hari, mungkin karena saya merasa sensitif. Wah ini serem banget.

Berita Terkini