Konflik bermula saat Borneo FC meraih hasil buruk di Piala Menpora 2021 lalu.
Borneo FC yang bermain di Grup B bersama Bhayangkara FC, PSM Makassar dan Persija Jakarta, harus menelan kekalahan 0-1 di laga perdana dari Bhayangkara FC dan menjadi klub pertama di Grup B yang tersingkir.
Hal inilah yang membuat Nabil Husein membuat keputusan para pemain Borneo FC harus menjalani kegiatan peningkatan mental yang wajib diikuti semua pemain.
Namun Diego memilih tidak mengikuti program pelatihan mental bersama tim itu.
Baginya kegiatan itu seperti wajib militer dan ia pun menemui Nabil untuk mundur dari Borneo FC.
"Saat itu musim baru mau dimulai dan klub ingin meremajakan tim. Kami menelan kekalahan di pertandingan pertama di masa persiapan."
"Hasil itu sangat logis menurut saya. Tapi klub tiba-tiba mengancam pemain muda dengan ancaman melakukan kegiatan seperti wajib militer jika tidak ada perkembangan."
"Ini hanya pertandingan uji coba atau pramusim. Saya lalu menemui pemilik klub, seorang pria berusia 26 tahun dengan orang tua kaya raya."
"Dia sangat marah karena saya berani menantang dia. Tapi saya juga kapten di tim."
"Kami saling berhadapan dengan kepala panas, dan tidak berakhir dengan baik."
"Kami tidak menemukan pemecahan masalah dan selanjutnya saya mengatakan: 'Saya akan berhenti' (keluar)," terang Diego pada media Belanda.
Sementara itu Nabil menilai ungkapan Diego soal wajib militer yang dijalani pemain Borneo FC usai kalah di Piala Menpora, terlalu berlebihan.
Bagi Nabil itu hanya semacam outbond untuk menempa mental dan fisik yang dilakukan di markas tentara.
"Wajib militer? Haha. Ini perbaikan mental, toh pemain-pemain lain pulang muka happy aja."
"Sebagai kapten tim seharusnya tidak meninggalkan rekan setim saat berjuang. Kalau mau buka-bukaan juga tidak masalah."