SURYAMALANG.COM, MALANG - Pemain anyar Arema FC, Diego Michiels, selalu identik dengan stigma bad boy yang melekat pada dirinya.
Namun, seiring kedewasaan, cap bad boy ini perlahan sirna berganti dengan good boy.
Diego Michiels pun mengungkap sosok di balik perubahan sikapnya, serta pilihan hidupnya menjadi seorang mualaf.
Sosok yang berperan dalam perubahan sikap Diego dari bad boy menjadi good boy adalah dua orang.
Yakni, mantan pelatihnya di Borneo FC, Iwan Setiawan dan Bos Borneo FC, Nabil Husein.
"Kalau jujur, yang paling penting dihidup saya, saya bisa ubah yaitu Bos Nabil Husein dan coach Iwan Setiawan mereka bisa ubah saya," ujar Diego.
"Nabil Husein, apa namanya, kemarin sabar terus sama saya, sering cerita sama dia, cerita sama keluarga dia, akhirnya saya bisa berubah."
Baca juga: Arema FC Store Atau Persebaya Store, Siapa yang Layak Jadi Pelopor? Simak Data dan Fakta di Lapangan
Baca juga: Blak-blakan Bareng Diego Michiels : Mulai dari Belajar Bahasa Jawa, Bakso Malang Hingga Kapten Arema
Tak hanya itu, faktor istri dan anak membuat sikap bad boy pemain berusia 30 tahun tersebut berubah.
"Akhirnya juga, alasan saya nikah juga punya anak," imbuh mantan kapten Borneo FC tersebut.
Ia juga mengatakan sebenarnya sulit berubah ketika awalnya ia pindah dari Belanda ke Jakarta.
"Saya dari Belanda, lahir besar di sana, saya pindah ke sini sendiri di kota besar Jakarta," ungkap Diego.
Dikutip SURYAMALANG.COM dari YouTube resmi Arema FC Official TV, Diego Michiels banyak bercerita tentang awal kariernya di Indonesia dan hingga saat ini bergabung dengan Arema FC.
Seperti diketahui Diego Michiels merupakan pemain naturalisasi Indonesia asal Belanda.
Ia merupakan pemain keturunan yang memiliki darah Indonesia dari sang ayah.
Diego Michiels atau yang sekarang mengubah namanya setelah menjadi mualaf dengan Diego Muhammad bin Robbie Michiels dinaturalisasi pada tahun 2011.