Berita Batu Hari Ini

Komnas Perlindungan Anak Dukung Keberlangsungan SMA SPI Kota Batu

Penulis: Benni Indo
Editor: rahadian bagus priambodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pelajar SMA SPI melaksanakan kegiatan MPLS di lingkungan sekolah SPI Batu. Tahun ini, ada 26 murid baru yang masuk ke SMA SPI Kota Batu. Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait menegaskan pihaknya tidak pernah berniat untuk mengembangkan isu penutupan SMA SPI Batu

SURYAMALANG.COM|BATU - Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait menegaskan pihaknya tidak pernah berniat untuk mengembangkan isu penutupan SMA SPI di Kota Batu.

Sebaliknya, justru Komnas PA berharap SMA SPI dipertahankan dan menjadi lebih baik lagi.

Arist dalam keterangannya mengatakan, pihaknya tengah fokus terhadap persoalan hukum yang menjerat salah satu pencetus ide lahirnya SMA SPI tersebut yakni JE. Menurutnya, tidak ada sangkut pautnya proses hukum tersebut dengan keinginan menutup SMA SPI.

''Jadi saya luruskan, sejak awal kasus kejahatan seksual yang kami laaporkan ini tidak ada maksud dan tujuan untuk menutup SPI. Oleh karena itu saya pastikan kepada semuanya, tidak ada niatan kami sedikitpun untuk menutup SPI,'' ungkap Arist, Kamis (21/7/2022).

Baca juga: Kuasa Hukum JE Pertanyakan Alasan Korban Baru Laporkan Kasus Dugaan Kekerasan Seksual

Arist bahkan mendorong Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur untuk ikut bergerak dan mengambil sikap demi keberlangsungan sekolah ini.

Komnas PA pada dasarnya juga mendukung keberlanjutan sekolah yang semula dibangun dengan niat mulia tersebut. 

"Jadi sekali lagi tidak ada tujuan untuk menutup SPI. Justru kami meminta Dinas Pendidikan Jatim untuk melakukan koreksi dan evaluasi terhadap sekolah, termasuk dalam pengawasannya. Itu tugas Dindik Jatim,'' tegasnya.

Arist menuturkan jika sekolah harus terbuka dengan evaluasi demi keberlangsungan proses belajar mengajar. Bagaimana pun juga, sekolah tetap harus menjadi tempat yang aman bagi anak, melindungi mereka dari rantai potensi kejahatan dan kekerasan.  

Baca juga: Sidang Tuntutan Dugaan Kekerasan Seksual SPI Batu Ditunda, Ini Kata Kuasa Hukum Julianto Eka

''Ini saya tekankan buat wali murid atau wali di sana. Jangan khawatir, kami tidak ada tuntutan menutup sekolah. Kami hanya ingin memutus mata rantai kejahatan seksual," tandasnya.

Ketua Yayasan SPI, Sendy F Tantono mengatakan, para pelajar guru di SMA SPI memang sangat membutuhkan dukungan moril. Keberadaan mereka selama ini cukup tertekan dengan banyaknya isu yang berkembang di luar.

Sendy pun mengajak agar pihak-pihak yang peduli terhadap pendidikan bisa memberikan dukungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terlepas kasi proses hukum yang sedang berlangsung saat ini, anak-anak tetap fokus belajar di sekolah.

"Intinya yayasan sangat berterima kasih atas dukungannya. Dukungan untuk anak-anak begitu berharga, kami tetap percaya pada proses hukum yang berjalan, tapi anak-anak harus tetap fokus belajar," paparnya.

Sendy juga bercerita, ia pernah ditanya sejumlah guru tentang nasib SMA SPI ke depannya. Ia pun memastikan bahwa SMA SPI akan tetap eksis dan terus menampung anak-anak dari seluruh Indonesia.

"Kami ingin pendidikan tetap berjalan. Anak-anak perlu dukungan moril. Guru pernah curhat ke saya tentang nasib sekolah. Saya pastikan sekolah tetap ada. Kami tetap minta kepada semua guru, siswa dan mahasiswa, ayo lanjutkan program belajar mengajar ini. Kondisi SPI baik-baik saja," tegasnya.

Sebelumnya, sudah ada 40 pelajar yang berencana datang ke SMA SPI untuk belajar. Perkembangan informasi yang menyertai proses hukum JE, menyebabkan sejumlah pelajar enggan datang ke Kota Batu.

Beberapa di antara mereka justru kembali ke rumah setelah berada di SMA SPI.

Baca juga: Hotma Sitompul Datangi SPI Batu, Beri Dukungan Moril kepada Siswa dan Guru SMA SPI

Kepala SMA SPI, Risna Amalia Ulfa menyebut, jumlah anak yang pergi dari SMP SPI jauh lebih banyak jika dibanding mereka yang batal datang. Jumlah pelajar yang datang tahun ini betul-betul berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

Reputasi SMA SPI seperti berada di titik terendah saat ini. Meski kondisi begitu sulit, Risna mengaku masih tetap menjaga semangat agar sekolah bisa tetap beropasi dan menjadi tempat belajar yang nyaman bagi para pelajar.

"Saya masih tetap semangat. Bertemu anak-anak memang membuat saya semangat, tapi orang-orang di luar sana yang ikut menguatkan juga telah memberikan semangat untuk saya," ungkapnya.

Memang tidak mudah untuk bisa kembali lagi seperti semula, namun Risna yang ditemani Didik Trihanggono selaku Waka Humas  meyakini bahwa suatu saat kondisi akan pulih. Saat ini, mereka betul-betul menjaga semangat juang mempertahankan lembaga pendidikan yang telah meluluskan ratusan pelajar itu.

Para pelajar baru yang datang ke SMA SPI memiliki semangat belajar. Oleh sebab itu, sekolah akan memfasilitasi mereka untuk menemukan apa yang menjadi keunggulan masing-masing anak. (Benni Indo)

Berita Terkini