Mbah Bungkul memiliki nama asli Ki Ageng Supo atau Mpu Supo, dikenal sebagai bangsawan zaman Majapahit.
Mpu Supo memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Ki Ageng Masmudin.
Setelah memeluk Islam, Ki Ageng Masmudin menjadi pendakwah di akhir zaman Majapahit.
Lokasi makamnya berada di sekitar Taman Bungkul, Darmo Kecamatan Wonokromo Surabaya.
Mbah Kapiludin juga dikenal memiliki hubungan kerabat dengan Mbah Karimah, mertua Sunan Ampel.
Tokoh agama setempat, Ngadimin Wahab menyebut makam ini kerap menjadi lokasi berziarah warga.
"Banyak warga yang ziarah di Makam Mbah Kapiludin setiap malam Jumat Legi" kata Ngadiman.
Pria yang dikenal sebagai Abah Petruk ini mendukung rencana Pemkot untuk menjadikan kawasan ini sebagai wisata religi.
"Masyarakat umum mungkin tidak banyak yang tahu bahwa di tempat ini ada makam ulama," katanya.
Camat Sawahan M Yunus optimistis ini akan menguatkan image Dolly sebagai tempat religius.
"Kalau tahun 1965 sudah diziarahi, berarti ini tokoh yang babat alas," katanya.
Yunus menyebut makam tersebut dan sejumlah makam lain sempat akan dipindahkan.
Tapi, rencana tersebut batal karena makam itu dianggap keramat.
"Dulu kawasan ini adalah makam China (bong). Ini juga sebagai penghormatan kepada sesepuh yang babat alas di sini," kata Yunus.