Pesawat TNI AL Jatuh

Istri Pilot Pesawat Latih TNI AL yang Jatuh di Selat Madura Hamil Tua dan Akan Lahirkan Anak Pertama

Penulis: Luhur Pambudi
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pilot Pesawat Latih TNI-AL jenis G-36 Bonanza T-2503 yang jatuh di Selat Madura, Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi. Sang istri tengah hamil dan persiapan melahirkan Anak pertama

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Istri Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi, pilot Pesawat Latih TNI-AL jenis G-36 Bonanza T-2503 yang jatuh di selat Madura pad Rabu (7/9/2022) diketahui tengah dalam kondisi hamil tua.

Istri Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi tengah hamil anak pertama dalam usia kehamilan memasuki 9 bulan dan tengah persiapan untuk melahirkan 

Istri pilot pesawat terbang TNI AL yang jatuh, yang diketahui namanya berinisial VI merupakan warga Bambe, Driyorejo, Gresik.

Baca juga: Titik Lokasi Jatuhnya Pesawat Terbang TNI AL di Selat Madura Dideteksi, Kerahkan Kopaska & Penyelam

Rekan dinas, Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi, pilot Pesawat Latih TNI-AL jenis G-36 Bonanza T-2503, yang hilang kontak seusai latihan perang di Koarmada II, mulai berdatangan di kediaman sang pilot, Jalan Patria Raya, Bambe, Driyorejo, Gresik, Rabu (7/9/2022) malam. 

Beberapa di antara mereka tampak mengenakan seragam dinas harian berwarna biru tua.

Sedangkan beberapa orang lainnya, tampak berpakaian baju dinas pilot tempur berwarna hijau tua. 

Dari kondisi rumah yang berlokasi di ujung gang jalan tersebut, sepertinya, sudah mulai dipersiapkan untuk menyambut kedatangan tamu dalam jumlah banyak. 

Karena, dua pagar utama rumah dua lantai tersebut, dalam keadaan terbuka lebar. Dan sepintas menampakkan sejumlah aktivitas di tiga ruangan utama bagian depan rumah tersebut. 

Ruang garasi mobil tampak disulap menjadi ruang tamu, lengkap kursi yang tertata rapi berderet menyesuaikan letak ruang tersebut, membentuk huruf U. 

Beberapa orang tamu mulai memenuhi ruangan tamu di bagian teras depan.

Kemudian, sebagian kecil tampak duduk di ruangan utama rumah tersebut, mendampingi dengan istri Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi, berinisial VI. 

Namun suasana kesedihan seperti makin jelas terpancar, saat VI menyambut beberapa orang anggota keluarga inti yang tiba dan menginjak kaki di teras rumah, sekitar pukul 20.45 WIB. 

VI yang memakai pakaian lengan panjang terusan motif batik dominan warna cokelat, dan berhijab pasmina warna oranye itu, tampak memeluk erat salah seorang anggota keluarga, dan terdengar cukup nyaring tangisannya sesenggukan. 

Baca juga: Kondisi Pilot Pesawat TNI AL yang Jatuh di Selat Madura, Lettu Judistira Eka Permady Asal Bondowoso

Salah satu anggota keluarga atau Bibi VI, Eni Sriwijayati, mengatakan, pihaknya belum mengetahui banyak informasi mengenai hasil terbaru proses pencarian suami dari keponakannya itu.

Hanya saja, pihak keluarga besar memang sedang menyiapkan segala sesuatunya, jika nanti ada perkembangan signifikan dan lebih jelas mengenai proses pencarian tersebut. 

"Saya enggak tahu, belum masuk ke dalam, saya cuma buleknya. Iya istrinya keponakan saya. Ya cucu ponakan," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com di depan rumah. 

Namun, berdasarkan informasi yang sempat didengarnya dari orangtua VI. Keponakannya itu, terakhir kali berkomunikasi dengan suaminya, Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi, sebelum berangkat berdinas, pada Rabu (7/9/2022) pagi. 

"Tadi barusan dari sini. Kan pulang pergi dari sini. (Terakhir komunikasi subuh pagi) iya," katanya. 

Setahu Eni, Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi berasal dari Kabupaten Bondowoso. Semenjak menikah dengan VI sekitar setahun lalu, pilot yang menjabat Wadan Pesud 2 Flight II Ron 200 itu, tinggal serumah dengan mertuanya. 

Ia berharap suami dari keponakannya itu dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat, oleh tim penyelamat TNI-AL dan pihak instansi jajaran terkait yang ikut melakukan pencarian. 

Eni mengaku tak kuasa membayangkan betapa terpukulnya sang keponakan dengan adanya insiden tersebut, apalagi kini VI dalam keadaan mengandung anak pertama dengan usia kehamilan sembilan bulan. 

"Benar, 9 bulan. Sudah mau melahirkan. Maunya minggu depan, kalau nggak salah tanggal 1. Kalau enggak akhir ini (bulan) ya tanggal 1 (Oktober). Iya (9 bulan) kata dokternya gitu," ungkapnya. 

Beberapa cerita yang didengar Eni. Sebelum akhirnya terlibat dalam Latihan Perang di Koarmada II, pada Rabu pagi. 

Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi sempat terlibat serangkaian proses latihan pada Selasa (6/9/2022) untuk mempersiapkan pertunjukan latihan perang yang dilangsungkan pada hari ini. 

Bahkan, dalam latihan tersebut, Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi terlibat dalam sebuah aktivitas penyelaman ke dalam laut. 

Pengalaman melihat keanekaragaman makhluk hidup di dasar laut sepanjang proses latihan itu, sepertinya dirasa berkesan baginya. 

Sehingga Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi begitu tak sabar menceritakan pengalaman tersebut kepada orang-orang serumah, yakni sang istri dan mertuanya. 

Pesawat milik TNI AL G-36 Bonanza T-2503 yang jatuh di Selat Madura, Rabu (7/9/2022) dan Pilot, Letnan 1 Laut (P), Yudhistira Eka Permadi (KOLASE - SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA/Facebook)

"Kemarin katanya juga iya latihan. Katanya kemarin sampai masuk laut katanya itu mamae. Sampai nyelam nyelam. 'Ow itu kura-kura hidup' gitu orangnya (menceritakan latihan). Sampai ke dalam lumpur, katanya gitu. Iya jadi dia menceritakan ke istri (pengalaman itu), kemudian istri cerita ke omae (mertua)," pungkasnya. 

Sementara itu, hingga kini, belum ada perkembangan terbaru mengenai hasil proses pencarian Pilot Pesawat TNI-AL jenis G-36 Bonanza T-2503, Lettu Laut (P) Yudistira Eka Permadi, dan Co-pilot Letda Laut (P) Dendy Kresna Bakti Sabila. 

Sekadar diketahui, Pesawat Latih jenis G-36 Bonanza T-2503 miliki TNI-AL, dilaporkan jatuh di Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), selat Madura, sekitar pukul 09.30 WIB, Rabu (7/9/2022). 

Insiden tersebut dilaporkan sesaat setelah pesawat itu terlibat dalam latihan tempur dengan KRI milik jajaran Koarmada II. 

Kadispen Koarmada II, Letkol Asep Aryansyah, mengatakan, musibah kecelakaan tersebut terjadi saat pesawat melaksanakan latihan dengan KRI di jajaran Koarmada II.

''Penyebab jatuhnya pesawat T-2503 masih belum diketahui. Saat ini, TNI Angkatan Laut terus melakukan berbagai upaya," kata Asep, dalam keterangan Pers, Rabu (7/9/2022).

Langkah yang dilakukan, lanjut dia, yakni mengerahkan 7 KRI, 1 Pesawat Udara CN235, 2 helikopter, 2 KAL, 2 Tim Kopaska, dan 2 Tim Penyelam. 

"Kegiatan SAR dipimpin langsung oleh Pangkoarmada II dan Komandan Guspurla Koarmada II," pungkas Asep.

Berita Terkini