Berita Madiun Hari Ini

Ibu Guru SMP di Madiun Bikin Aplikasi Curhat Siswa Bagi Para Korban Perundungan

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti
Editor: Yuli A
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru BK (Bimbingan Konseling) SMPN 1 Madiun, Eko Setyorini.


"Rata-rata bullying nya itu siber atau kata-kata di media sosial. Tapi jika bullying itu dilakukan terus menerus bisa menggangu psikis anak juga," lanjutnya. 


Kini, Eko terus mencoba untuk mengembangkan aplikasi tersebut baik dari fitur maupun kapasitas siswa yang mengakses.


Hal tersebut menjadi perhatian Eko karena saat ini aplikasinya sedang dalam maintenance ataupun perbaikan lantaran banyak yang mengakses sedangkan kapasitas servernya kecil.


Maklum saja, Eko merogoh kocek pribadinya untuk membuat hingga merawat aplikasinya tersebut. Bahkan ia sempat belajar coding selama 6 bulan untuk bisa membuat aplikasi tersebut walaupun di tengah jalan ia tetap minta bantuan temannya yang ahli dalam Informasi Teknologi (IT)


"Biaya server mulai awal sampai sekarang sekitar Rp 10-15 juta. Saya tidak keberatan karena memang tujuan awalnya untuk membantu kerja saya sebagai guru BK agar lebih maksimal, waktu juga lebih efisien dan syukur - syukur punya manfaat ke siswa lain," tambah Eko.


Namun begitu, menurut Eko, cara paling efektif untuk mencegah terjadinya perundungan adalah pengetahuan ilmu agama.


Jika pondasi agama seorang anak kuat maka anak tersebut akan terjaga dan tidak akan menyakiti anak lain.


"Bullying ini kan menyakiti orang lain yang itu dilarang oleh agama. Kjta ingatkan ke anak-anak bahwa efeknya bukan hanya dunia tapi akhirat juga, apalagi di Muslim kita diajarkan untuk memberikan manfaat bukannya mudharat," jelas Eko.


Kepada orang tua dan masyarakat yang terdapat anak-anak di lingkungannya, Eko mengajak untuk memberikan contoh positif kepada anak-anak tersebut.


"Dengan demikian keseharian anak itu akan melakukan hal yang sama, karena rata-rata pelaku anak bully itu ada contoh yang mereka tiru," ujarnya.


Sedangkan kepada anak-anak korban kekerasan, Eko berharap agar berani speak up atau bercerita kepada orang tua atau gurunya sehingga guru BK bisa mendampingi untuk memulihkan psikisnya.

Berita Terkini