Erupsi Gunung Semeru

Detik-detik Erupsi Gunung Semeru Terjadi Sejak Pukul 3 Pagi, Ada 8 Gempa Letusan 1 Gempa Awan Panas

Penulis: Frida Anjani
Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Detik-detik Erupsi Gunung Semeru Terjadi Sejak Pukul 3 Pagi

Dari aktivitas erupsi Gunung Semeru hari ini telah terjadi beberapa kali gempa letusan dan gempa awan panas. 

Dilihat dari kondisi dan keadaan erupsi Gunung Semeru hari ini, potensi erupsi akan semakin membesar. 

Hal itu sesuai penjelasan Kepala Bidang Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo. 

Menurut Siswoyo, aktivitas erupsi dan awan panas guguran (APG) Gunung Semeru masih tinggi. 

Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur itu erupsi pada Minggu dini hari sekitar pukul 02.46 WIB .

Erupsi Gunung Semeru tersebut juga disertai luncuran awan panas guguran. 

"Dengan tinggi kolom erupsi mencapai 1.500 meter di atas puncak," kata Siswoyo.

Kepulan asap erupsi Gunung Semeru hari ini (Youtube Harian Surya)

Data itu disampaikan Siswoyo sesuai hasil laporan dari Badan Geologi Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengutip Antara News.

Dalam laporan tersebut, sumber awan panas guguran berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava yang berada sekitar 800 meter dari puncak (Kawah Jonggring Seloko).

"Awan panas guguran tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 kilometer dari puncak ke arah Besuk Kobokan," tuturnya.

Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di permukaan laut (mpdl) itu saat ini berstatus Level III (Siaga) sejak 16 Desember 2021.

Sejauh ini, aktivitas kegempaan Gunung Semeru pada 4 Desember 2022 pukul 00.00-06.00 WIB terekam 8 kali gempa letusan, 1 kali gempa awan panas guguran. 

Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru.

Pemantauan deformasi masih menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan yang menunjukkan masih terjadinya proses suplai magma ke dalam kantong magma maupun ke permukaan.

"Pemantauan area panas (hotspot) menunjukkan peningkatan adanya anomali thermal menjadi 15 Mw di sekitar area kawah yang mengindikasikan masih adanya tumpukan material panas," katanya.

Halaman
123

Berita Terkini