Manajemen Arema FC yang ingin berhomebase di Jawa Tengah sudah mendapat penolakan di Magelang, Semarang dan Boyolali juga di Bantul (Yogyakarta) .
Penolakan kelompok suporter berujung tidak dikeluarkannya izin penggunaan stadion dari pengelola, dalam hal ini Pemda setempat.
Penolakan Arema FC untuk berhomebase di Bantul dan di Semarang ini menjadi viral dan bahkan berujung ditundanya Laga Pekan 18 Arema FC.
Arema FC gagal berhome base di Bantul karena penolakan saat akan menggunakan Stadion Sultan Agung Bantul.
Penolakan menguat di Medsos ketika tim Liga 3 Yogyakarta, Hizbul Wathan UMY mengungkapkan pernyataan mereka.
Ujung-ujungnya Pemkab Bantul akhirnya mengeluarkan surat yang berisi pencabutan izin penggunaan stadion Sultan Agung bagi home base Arema FC.
Batal menggunakan stadion Sultan Agung Bantul, Arema FC berencana menggelar laga home perdananya di putaran kedua Liga 1 dengan menggunakan stadion Jatidiri Semarang.
Tapi rencana menggelar laga kandang di Semarangpun akhirnya batal.
Arema FC sempat mendapat penolakan dari Panser Biru, pendukung PSIS Semarang saatakan berhome base di stadion Jatidiri Semarang.
Penolakan oleh kelompok suporter itu didasarkan pada alasan rasa solidaritas pada korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang dinilai belum mendapatkan keadilan.
Pendukung PSIS Semarang, membuat surat terbuka penolakan Arema FC.
Surat pernyataan itu lalu diunggahdi akun instagram @panserbiru2001 pada hari Rabu (11/1/2023).
Mohon maaf kami Panser Biru kali ini menolak Arema FC untuk berhome base diSemarang. Suatu bentuk rasa solidaritas atas korban Kanjuruhan, apapun itu kami sesama suporter pasti mempunyai rasa yang sama saat teman2 Aremania belum mendapatkan keadilan.
“ Luka Mereka Luka Kita Juga “ demikian tulis mereka dalam caption unggahan.
Yang terakhir adalah adanya penolakan di Boyolali
Ketua Pasoepati Boyolali (PasBoy) Wahyu Johantoro mengatakan, penolakan Arema FC ber-home base di Stadion Kebo Giro karena alasan kemanusiaan.
"Tragedi kemanusiaan di stadion Kanjuruhan, Malang, belum tuntas. Tragedi Kanjuruhan belum clear atau belum tuntas," jelasnya