SURYAMALANG.COM - Taman Hutan Raya atau Tahura Raden Soerjo mendadak menajdi viral setelah ada pemburu liar yang tertangkap kamera pantau.
Simak sejarah dan profil Hutan R Soerjo Malang yang viral ada pemburu liar.
Taman Hutan Raya Raden Soerjo (disingkat Tahura Raden Soerjo) adalah kawasan Pelestarian Alam (KPA) yang berada dalam gugusan kompleks pegunungan Arjuno-Welirang-Anjasmoro.
Wilayah Taman Hutan Raya ini secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Penataan batas ulang dilakukan oleh Departemen Kehutanan pada tahun 1997, di mana luas kawasan hutan raya berkembang manjadi 27.868,30 Ha, dengan rincian luas Kawasan Hutan Lindung 22.908,3 Ha, dan Kawasan Cagar Alam Arjuno-Lalijiwo (PHPA) 4.960 Ha.
Saat ini Tahura Raden Soerjo dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.
Di tahun 2019, ada 8973 bibit yang ditanam di Tahura Raden Soerjo.
Udara yang sejuk serta hutan yang hijau dan rimbun membuat Tahura R. Soerjo punya pontensi besar untuk dijadikan kawasan wisata alam.
Di Tahura Raden Soerjo terdapat pemandian air panas, air terjun serta sejumlah satwa liar seperti kera dan burung.
Pemburu Liar di Taman Hutan Raya R. Soerjo Kota Malang
Akun Twitter milik UPT Tahura R Soerjo mengunggah sebuah video yang menggambarkan aktivitas perburuan liar oleh dua orang pemburu.
Dua orang terekam beraktivitas pada malam hari. Keduanya menggunakan senter untuk menerangi jalan. Satu orang terlihat membawa senapan panjang.
Mereka sempat mengarahkan cahaya senter ke kamera pantau. Keeseokannya harinya, kamera pantau yang dipasang di pohon hilang saat diperiksa petugas.
Diduga kamera tersebut dibawa oleh pemburu. Kamera sempat merekam aktivitas dan wajah keduanya.
"Terlihat kan si Mr Hunter dan Sniper sedang mengendap-endap mengintai buruan. Eh, ternyata si hunter sadar ada kamera yang mereka, jadi mungkin mereka mengurungkan niat berburunya."
"Setelah memerika hasil kamera, keesokan harinya petugas lakukan patroli. Tapi sayang beribu sayang, kamera pantau yang terpasang hilang," ucap isi suara yang ada dalam video tersebut.
Akun Tahur R Soerjo menjelaskan bahwa mereka belum mengetahui Mr Hunter yang bersenjata. UPT Tahur R Soerjo memburu Mr Hunter yang membawa senjata tersebut. Akun itu juga menjelaskan aktivitas perburuan dan penangkapan satwa dilarang di Tahura R Soerjo.
Belum ada keterangan resmi dari petugas di UPT Tahura R Soerjo yang berkantor di Kota Malang. Pegwai Tata Usaha UPT Tahura R Soerjo, Sumantri Radiansyah menjelaskan pejabat berwenang yang bisa memberikan informasi sedang berada di Kabupaten Mojokerto.
Ketua PROFAUNA Indonesia, Rosek Nursahid menyatakan, Tahur R Soerjo menjadi favorit para pemburu liar. Pasalnya, satwa di Tahura R Soerjo sangat beragam. Dalam dua tahun terakhir, PROFAUNA Indonesia mencatat lebih dari tujuh kali memergoki usaha perburuan liar.
"Jadi memang kalau dari pantauan kami, tim PROFAUNA Indonesia, Tahura R Soerjo menjadi favorit perburuan satwa. Dalam beberapa kali catatan kami, dalam dua tahun terakhir ini, kami memergoki lebih dari tujuh kali orang berusaha berburu satwa di Tahura."
"Mereka kami temui kadang saat patroli gabungan atau patroli sendiri. Dengan wilayah yang luas, Tahura harus waspada," ujar Rosek, Kamis (2/3/2023).
Sejumlah satwa yang sering diburu antara lain Kijang, Babi Hutan, primata hingga burung berkicau. Rosek mengatakan, perburuan liar di Tahura R Soerjo terkait dengan perdagangan satwa liar.
"Ada kaitannya dengan perdagangan satwa liar. Salah satunya burung berkicau yang diambil dari Tahura R Soerjo," ujarnya.
PROFAUNA Indonesia menyarankan agar petugas melaksanakan patroli rutin di lokasi yang memang rawan. Selain itu, ia berharap warga sekitar juga aktif membantu upaya menekan potensi perburuan liar.
"Karena mereka tinggal dekat hutan dan mereka menjadi 'penjaga hutan'. Mereka juga tergantung pada hutan," harapnya.
Warga Desa Bumiaji, Kota Batu, Rully Wicaksono mengaku memiliki pengalaman memergoki para pemburu liar hutan kawasan Kecamatan Bumiaji. Pemuda pemerhati satwa itu mengaku sering bertemu para pemburu liar sebelum adanya peristiwa banjir bandang di Kota Batu.
Rully mengaku prihatin masih banyak perburuan liar terjadi di dekat tempat tinggalnya. Ketika bertemu dengan para pemburu, Rully kerap menawarkan sembako untuk ditukar dengan satwa hasil buruan. Hasil buruan yang berhasil ditukar tersebut lantas dilepaskan kembali ke hutan.
Hasil buruan yang sempat ia lihat seperti burung dan ayam hutan. Para pemburu yang sering ia temui membawa senapan angin. Sejauh ini, Rully belum pernah menemui pemburu yang membawa senjata api.
Ia juga cerita sering perang mulut dengan para pemburu ketika mengingatkan mereka agar tidak melakukan perburuan. Di sisi lain, Rully berpendapat bahwasannya warga sekitar hutan memiliki kepedulian terhadap kondisi hutan. Hanya saja, warga kerap dihadapkan dengan para pemburu yang membawa senjata laras panjang.
"Kalau kami bawa cangkul, mereka bawa senjata. Ya bisa apa? Kecuali anak-anak muda pemberani atau petani yang ada di dalam hutan sana," terangnya.