Terlihat aula besar di ruang utama lantai dua. Pintu utama ada di sisi utara dengan pintu yang dilengkapi kaca putar.
Ada area teller di bagian barat. Pada masa itu, nasabah yang akan mendapat layanan dari teller bisa masuk ke ruang dengan pagar kayu, dan menutup pagar kayu itu untuk bertransaksi dengan teller.
Di depan ruang teller itu terdapat beberapa kursi kayu lama yang menjadi ruang tunggu.
Saat ini kursi kayu tersebut masih ada, namun pengunjung tidak diizinkan untuk diduduki.
Sementara aula luas yang ada depan ruang teller kini menjadi tempat bagi pengunjung untuk berfoto. Memanfaatkan langit-langit yang tinggi, pilar dan lantai dengan motif tegel kuno, menjadi hal yang menarik.
"Gedung ini belum jadi museum, masih sebagai cagar budaya," terang Risky.