SURYAMALANG.COM,JAKARTA - PT Pertamina Patra Niaga memproyeksikan kuota LPG subsidi tahun 2023 mencapai 8,2 juta metrik ton (MT).
Proyeksi ini lebih tinggi daripada kuota LPG subsidi tahun ini yang sebesar 8 juta MT.
Sesuai data Kementerian ESDM, realisasi penyaluran LPG 3 Kg sampai Mei 2023 sebesar 3,32 juta MT atau 41,6 persen dari kuota yang ditetapkan tahun ini sebesar 8 juta MT.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution mengatakan data penyaluran LPG 3 Kg sampai Mei 2023 yang disampaikan Kementerian ESDM tidak banyak berbeda dengan data milik Pertamina.
Tapi, Alfian lebih menyoroti tren penyaluran LPG subsidi atau public service obligation (PSO) pada Januari-Mei 2023 yang meningkat 5 persen dibandingkan periode sama di Januari-Mei 2022.
Realisasi penyaluran LPG 3 Kg ini lebih besar 8,4 persen dibandingkan kuota pada periode year to date (YTD) Januari-Mei 2023.
"Berdasarkan prognosa kami, penyaluran LPG 3 Kg akan over 2,7 persen dari kuota atau mencapai 8,2 juta MT di Desember 2023," kata Alfian, Rabu (14/6).
Menurutnya, nilai subsidi LPG 3 Kg sampai Mei 2023 yang sudah terealisasi sebesar Rp 34 triliun.
Sementara anggaran subsidi LPG 3 Kg dalam APBN sebesar Rp 117 triliun.
Sesuai perhitungan Pertamina, nilai subsidi LPG 3 Kg untuk 8 juta MT hanya sebesar Rp 85,45 triliun.
Artinya, selisih antara anggaran subsidi dan prognosa Pertamina ada kelebihan sebesar Rp 32,4 triliun.
Alfian menyatakan pihaknya mengusulkan selisih nilai tersebut digunakan untuk menambah volume subsidi LPG 3 Kg yang akan lebih 2,7 persen menjadi 8,2 juta MT.
"Kelebihan sekitar Rp 32 triliun ini bisa mengkompensasi untuk selisih 2,7 persen over kuota LPG tersebut," ucap Alfian.
Berdasarkan kuota yang saat ini yakni 8 juta MT, seluruh regional marketing di prognosokan akan mengalami over kuota di akhir tahun hingga 102,9 persen dari kuota.
Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyatakan pihaknya telah menyetujui penambahan kuota yang diharapkan Pertamina.
Untuk menanggulangi makin membengkaknya konsumsi LPG 3 kg, Kementerian ESDM melaksanakan registrasi untuk penyaluran subsidi tepat sasaran.
Nantinya penyaluran real akan dilihat pada proses registrasi.
Menurut dugaan Kementerian ESDM, selama ini kuota LPG 3 kg selalu jebol lantaran penyalurannya tidak tepat sasaran.
"Kami duga dipakai di tempat yang tidak berhak mendapat subsidi. Misalnya, rumah makan kan tidak boleh, maka kami arahkan agar barang subsidi tidak dipakai oleh yang tidak berhak," kata Tutuka.
Kementerian ESDM dan PT Pertamina sudah mendata program penyaluran LPG Subsidi tepat sasaran sejak awal tahun ini.
Diharap pembatasan pembelian LPG 3 kg bisa berjalan pada awal 2024.
Tutuka menjelaskan transformasi subsidi mengarah pada perubahan paradigma dari subsidi berbasis komoditas menjadi berbasis orang.
Nantinya penyaluran LPG subsidi akan memanfaatkan Data Sasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) dari Kemenko PMK dan Bantuan Produktif Usaha Mikro dan Kemenkop dan UKM.
Tutuka menyatakan, transformasi subsidi LPG tabung 3 kg terus dilakukan dengan pelaksanaan pendaftaran menggunakan teknologi informasi yang ditargetkan selesai di tahun ini.
"Kami bersama PT Pertamina telah melakukan pendataan dan pencocokan data pengguna serta pencatatan transaksi LPG 3 kg dari awal 2023,” ujarnya.(