SURYAMALANG.COM, BATU - Warga harus antre panjang untuk mendapat elpiji 3 kilogram (Kg) di Kota Batu.
Warga kesulitan mendapat elipiji melon ijo tersebut sejak sepekan terakhir.
Bahkan warga memgantre panjang demi mendapat satu tabung elpiji 3 Kg pangkalan tabung elpiji subsidi di Jalan Lesti dan Jalan Dewi Sartika. Warga membeli elpiji 3 Kg seharga Rp 18.000.
Sejumlah warga harus pulang ke rumah setelah lama antre. Sebab, warga tersebut tidak membawa fotokopi Kartu Keluarga (KK) dan fotokopi KTP.
"Saya memang tidak tahu kalau syaratnya harus membawa fotokopi KK dan KTP. Akhirnya saya pulang untuk mengambil fotokopo KK dan fotokopi KTP, kemudian kembali ke pangkalan untuk antre lagi," kata Iwan, warga Bumiaji, Kota Batu kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (26/7).
Satu fotokopi KK dan foto KTP untuk mendapat satu elpiji 3 Kg. Iwan sengaja antre karena tidak mau istrinya yang harus mengantre.
"Mau bagaimana lagi, kondisi elpiji 3 Kg sedang langka. Saya antre di pangkalan sejak pukul 07.00 WIB," terang Iwan.
Saat antre, warga harus membawa kupon bertulis nomor antrean. Pikap pengangkut elpiji melon baru tiba di Pangkalan Dewi Sartika sekitar pukul 09.20 WIB.
Sebelum antre, warga membawa tabung kosong, fotokopi KK, dan fotokopi KTP. Kemudian warga membayar harga elpiji, kemudian mendapat nomor antrean. Warga baru mendapat tabung setelah elpiji tiba di pangkalan.
"Baru kali ini cari gas LPG sesulit ini. Biasanya ada penjual tabung di dekat rumah," tutur Winarsih.
Sumiati sudah tiga hari tidak masak menggunakan tabung elpiji 3 Kg. Sumiati kesulitan mendapat pasokan elpiji 3 Kg.
Sumiati sempat membeli tabung elpiji 3 Kg di Jalan Lesti, Kota Batu. Saat tiba di toko, ternyata banyak warga yang antre untuk membeli tabung elpiji.
"Saya tidak masak karena elpiji habis. Semoga hari ini dapat elpiji. Saya sudah antre di toko ini sejak pagi," ujar Sumiati.
Selama ini Sumiati mengandalkan tabung elpiji 3 Kg untuk memasak. Sumiati khawatir kelangkaan elpiji 3 Kg berlangsung terus menerus sehingga berdampak pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari keluarganya.
"Saya beli makanan siap saji setiap hari. Uang belanja yang biasanya cukup seminggu, habis dalam waktu tiga hari saja," tuturnya.
Beberapa agen dan pangkalan di Kota Batu juga merasakan tekanan besar akibat tingginya permintaan.
Bahkan beberapa agen dan pangkalan terpaksa mengurangi jumlah tabung gas yang dijual kepada setiap pembeli untuk memastikan setiap warga mendapat elpiji 3 Kg.
Pemilik pangkalan elpiji di Kampung Lesti, Siadi mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan pasokan elpiji 3 Kg terlambat, seperti keterbatasan dalam rantai pasokan dan peningkatan permintaan selama periode tertentu, seringnya hari libur, dan meningkatnya musim hajatan.
"Saya sampai pusing. Tabung yang dikirim tidak bisa memenuhi permintaan. Saya harus bagi-bagi agar semua warga dapat tabung.
Siadi berharap Pertamina tetap mengirim elpiji pada pangkalan, termasuk saat hari libur. "Sehingga ketersediaan pasokan gas dapat segera pulih dan warga tidak harus antre panjang untuk mendapat elpiji," imbuhnya.(Dya Ayu/Benni Indo)