Janda Muda Tewas Dianiaya Anak DPR

Kondisi Keluarga Andini yang Dibunuh Anak Anggota DPR, Ayah Lumpuh, Ibu Sakit Jadi Tulang Punggung

Penulis: Sarah Elnyora
Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dini Sera Afrianti (tengah), Gregorius Ronald Tannur (kanan). Kondisi keluarga Andini yang dibunuh anak Anggota DPR, ayah lumpuh, ibu sakit jadi tulang punggung

SURYAMALANG.COM, - Kondisi keluarga Andini yang dibunuh anak anggota DPR baru-baru ini diungkap oleh pengacaranya. 

Menurut pengacara korban, Andini adalah tulang punggung keluarga sebab ayahnya lumpuh dan ibunya sakit. 

Selain menanggung kehidupan orang tuanya, Andini asal Sukabumi itu juga harus membiayai kebutuhan anak semata wayangnya. 

Kini Andini sudah pergi untuk selamanya setelah mendapat penganiayaan kejam dari Gregorius Ronald Tannur (31), anak anggota DPR asal NTT. 

Wanita bernama lengkap Dini Sera Afrianti (27) itu dianiaya di sebuah tempat karaoke di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (4/10/2023).

Penganiayaan yang dialami Andini mengakibatkan sejumlah luka, baik di bagian luar maupun dalam tubuh dan terungkap dari hasil otopsi jasad korban.

Saat dimakamkan Jumat (6/10/23) pagi, putra Andini yang berusia 12 tahun menangis histeris. 

Bocah itu seolah tak menyangka, sang ibu yang selama ini dia tunggu kedatangannya untuk pulang justru meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

Di lain kesempatan, pengacara korban, Dimas Yemahura menyampaikan Andini merupakan figur sentral dalam keluarganya.

Ibu dari Dini dikabarkan menderita kanker, sementara sang ayah tidak bekerja lagi karena lumpuh.

"Ibu dari keluarga ini sedang berjuang melawan kanker serviks, sementara ayahnya tidak lagi dapat bekerja atau bergerak. Korban adalah pilar utama keluarga," ungkap Dimas Jumat (6/10/2023), dikutip dari Kompas TV.

Baca juga: Nasib Pilu Anak Andini Gak Pernah Ketemu Ibunya Sejak Lahir, Kini Tewas Dianiaya Putra Anggota DPR

Artikel Kompas.com 'Andin, Korban Penganiayaan Anak Anggota DPR, adalah Ibu Tunggal'

Selain itu, perlu dicatat Andini adalah seorang ibu tunggal yang memiliki seorang anak.

"Tentu saja, keluarga berharap ada yang dapat menjaga dan merawat anak almarhum ini," tambahnya.

Andini berasal dari Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Korban sudah telah tinggal di Surabaya selama beberapa tahun terakhir.

Selama ini Andini bekerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) dan tinggal di sebuah apartemen di Kota Surabaya.

Saepudin, Ketua RT setempat, menjelaskan anak korban saat ini sedang bersekolah di sekolah dasar.

"Dia memiliki satu anak yang berusia 12 tahun dan bersekolah di SD di wilayah ini," ungkap Saepudin pada Jumat.

Menurut Saepudin, Andin telah meninggalkan rumahnya dalam waktu yang cukup lama.

Sekitar dua bulan yang lalu, korban sempat mengungkap keinginannya untuk kembali ke Sukabumi.

"Informasi ini datang dari keluarganya, sekitar dua bulan yang lalu, ada kontak di Surabaya dan dia ingin pulang ke Sukabumi" ujarnya.  

"Ternyata, sekarang kita harus menghadapi kenyataan bahwa dia telah meninggal," jelas Saepudin.

Perwakilan tim forensik RSUD Dr Soetomo, dr Reny, menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan luar tubuh, korban mengalami memar pada kepala sisi belakang, leher kanan-kiri, dan anggota gerak atas.

Tim forensik juga menemukan memar pada dada kanan dan tengah, perut kiri bawah, lutut kanan, tungkai kaki atas atau paha, serta pada punggung kanan korban.

“Dan ditemukan luka lecet pada anggota gerak atas,” terang Reny, Jumat.

Tubuh bagian dalam korban juga mengalami luka, yakni pendarahan pada organ dalam, patah tulang, dan memar.

Saat ini, anak anggota DPR RI itu sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Pengacara korban, Dimas Yemahura mengatakan usai penganiayaan itu Ronald sempat mem-video korban yang tergeletak di parkiran bawah tanah mal lokasi karaoke itu berada.

"Saudara RT malah memvideo Mbak DSA yang tergeletak di halaman basement, dan mengatakan dia (terduga pelaku) enggak tahu kenapa tergeletak," ujarnya, Kamis (5/10/2023) mengutip Kompas.com.

Bahkan, berdasarkan informasi yang diterima Dimas, Ronald sempat menertawakan korban yang kondisinya diduga tak sadarkan diri.

Oleh petugas, Ronald diminta agar memasukkan pacarnya ke mobil.

"Setelah diingatkan petugas basement untuk membawa, malah Mbak DSA ini dimasukkan ke bagasi mobil belakang," ucapnya.

Ronald lantas membawa korban ke sebuah apartemen dan saat itu, Andini masih tak sadarkan diri.

"Mbak DSA sudah tidak ada napas. Setelah tidak ada napas, dia (terduga pelaku) memanggil petugas keamanan, kemudian dipanggil lah pengelola apartemen," ungkapnya.

Kemudian, Ronald membawa DSA (Andini) ke Rumah Sakit National Hospital.

Ketika dibawa ke sana, korban diketahui sudah meninggal dunia sekitar 30 menit sebelumnya.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce menuturkan, Andini dan Ronald mulanya sempat makan bersama di sebuah restoran pada Selasa (3/10/2023) pukul 18.30 WIB.

Ronald dan Andini lalu menuju tempat karaoke usai ditelepon temannya.

"Pukul 21.00 WIB, DSA dan GRT datang ke tempat karaoke di ruangan tujuh dan bergabung dengan rekannya. Berkaraoke sambil meminum minuman keras," tuturnya dalam konferensi pers di Markas Polrestabes Surabaya, Jumat (6/10/2023).

Selang beberapa jam, tersangka dan korban terlibat pertengkaran di tempat karaoke itu pada Rabu (4/10/2023) sekitar pukul 00.10 WIB.

Royce menjelaskan, keributan tersebut diketahui seorang petugas keamanan. Dalam cekcok itu, Ronald diduga menendang dan memukul korban.

Penganiayaan kembali terjadi. Kali ini di tempat parkir. Ronald diduga melindas sebagian tubuh korban menggunakan mobil.

"Saat korban duduk bersandar di pintu sisi kiri mobil, tersangka menjalankan mobilnya," jelasnya.

Selepas insiden tersebut, Ronald membawa Andini ke apartemen.

Waktu itu, kondisi korban sudah tidak berdaya dan Ronald sempat memberikan napas buatan kepada korban, tetapi korban tak bergerak.

Oleh karena itu, Ronald membawa Andini ke RS National Surabaya.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

Berita Terkini