"Kami punya daya saing di sektor sumber daya manusia, ini yang menarik investor. Selain itu, proses perizinan juga jadi apresiasi para investor, karena selalu kami dampingi," katanya.
Selain di bidang rokok, kata Heru, juga ada investor pabrik tekstil yang tertarik masuk ke Kota Blitar.
Sekarang, investor pabrik tekstil tersebut masih melakukan penjajakan di Kota Blitar.
"Intinya semua investor boleh masuk, tetapi yang perlu kami pastikan mereka harus memberikan dampak positif kepada masyarakat Kota Blitar," ujarnya.
Wali Kota Blitar, Santoso menyambut baik dua investor pabrik rokok yang masuk di Kota Blitar. Ia berharap, keberadaan pabrik rokok dapat memberikan lapangan kerja kepada masyarakat Kota Blitar.
"Kami terima kasih, setelah kena musibah tutupnya beberapa pabrik rokok akhir-akhir ini, ada investor yang akan menanamkan modal membangun pabrik rokok di Kota Blitar," katanya.
"Pabrik rokok ini bisa menampung pekerja cukup banyak. Harapannya para pekerja pabrik rokok yang terkena PHK kemarin bisa ditampung di perusahaan baru ini," lanjutnya.
Santoso mengaku sudah melakukan audensi dengan investor yang akan mendirikan pabrik rokok di Kota Blitar.
Ia menargetkan, pabrik rokok baru itu bisa beroperasi pada akhir 2023 ini atau paling tidak pada awal 2024.
"Untuk itu, saya minta OPD terkait membantu dan memberikan kemudahan proses perizinan, karena pabrik rokok itu berdampak pada lapangan kerja di Kota Blitar," ujarnya.