Polda Sumbar akan memeriksa ulang apakah ada duplikasi data atau memang hanya 75 orang korban yang terdata.
Pihaknya akan memastikan data ini untuk mencari tahu apakah ada pendaki yang mencuri-curi untuk dapat naik ke Gunung Marapi
Baca juga: UPDATE 18 Orang Pendaki Meninggal karena Erupsi Gunung Marapi, Termasuk Anggota Polisi
16 Korban Meninggal Sudah Teridentifikasi
Tim DVI Ante Mortem Biddokkes Polda Sumbar berhasil mengidentivikasi 16 korban erupsi Gunung Marapi hingga Selasa (6/12/2023).
Kabiddokkes Polda Sumbar, Lisda Cancer mengatakan, 16 korban itu merupakan bagian dari 21 korban yang diterima pihaknya dari tim evakuasi di lapangan.
"Jadi total korban yang sudah diterima sebanyak 21 orang dengan rincian sebanyak 5 orang pada hari Senin (4/12/2023) dan sebanyak 16 orang pada hari Selasa (5/12/2023)," katanya.
"Jadi total yang sudah teridentifikasi itu 16 orang. Kemarin 5 dan hari ini 11," ujar Lisda.
Dia mennyampaikan bahwa seluruh jenazah yang sudah teridentifikasi diserahkan langsung kepada pihak keluarga.
Sementara, lima korban yang belum teridentifikasi akan diidentivikasi hari ini (Rabu).
Untuk diketahui, erupsi yang terjadi pada Minggu (3/12/2023) pukul 14.54 WIB itu melontarkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter dari atas puncak.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam keterangan tertulisnya menyebut, erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sementara lebih kurang 4 menit 41 detik.
Saat erupsi terjadi, sebanyak 75 pendaki yang berasal dari berbagai daerah tengah beraktifitas di di atasnya. Sebab, pendakian ke Gunung Marapi memang dibuka.
Jumlah korban masih belum dipastikan sejauh ini karena masih terus berubah, termasuk ada kemungkinan jumlah korban bertambah karena ada pendaki yang tidak mendaftar.
Adapun proses pencarian berlangsung hingga kemarin, Selasa (5/12/2023). Petugas baru menemukan semua pendaki paginya setelah melakukan penyirisan.