"Disamping itu, kami juga berencana, mematenkan nama Batik Tulis Lowokwaru serta desain batiknya. Agar tidak bisa dicontoh atau ditiru," ungkapnya.
Sementara itu, salah satu WBP Lapas Kelas I Malang, Trianta Amri (23) mengaku senang bisa mengikuti keterampilan kerja batik tulis tersebut.
"Awalnya, sama sekali tidak bisa. Setelah belajar hingga 2 minggu, akhirnya bisa dan saat ini dipercaya untuk melakukan pewarnaan batik,"
"Tentunya, senang bisa mengikuti keterampilan kerja ini. Karena bisa mendapatkan keterampilan dan ilmu baru," pungkasnya.