SURYAMALANG.COM, PASURUAN - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) terbelah oleh politik praktis.
Satu pihak, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyatakan tidak terlibat dalam kampanye atau dukung-mendukung capres dan cawapres.
Pada pihak lain, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam berbagai kesempatan terang-terangan menyokong pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
Sikap keduanya bertolak belakang ketika menanggapi pernyataan Nadirsyah Hosen dalam podcast di Youtube yang menyebutkan, PBNU telah mengumpulkan semua pengurus, mulai dari tingkat cabang hingga wilayah seluruh Indonesia di Surabaya.
Nadirsyah Hosen mengatakan, Yahya Cholil Staquf dan Rais Aam PBNU Miftachul Ahyar turut hadir pada pertemuan tersebut.
Pada pertemuan itu, Nadirsyah mengatakan, ada instruksi tak tertulis untuk memenangkan paslon Prabowo-Gibran. Ia juga mengaku sudah melakukan tabayun kepada para kiai yang hadir pada pertemuan tersebut.
Menanggapi pernyataan Nadirsyah Hosen tersebut, Yahya kepada Harian Kompas, membantah terkait ada dugaan dukungan PBNU terhadap salah satu pasangan capres-cawapres pada Pemilu 2024.
Ia menyampaikan, parameter NU jelas secara lembaga dan keorganisasian, yakni tidak terlibat di dalam kampanye atau dukung-mendukung capres dan cawapres.
”Yang dikatakan Pak Nadirsyah itu saya kira prasangka saja karena enggak ada kenyataannya dan enggak ada bukti apa pun bahwa itu terjadi. Saya kira itu prasangka saja. Prasangka itu tidak bisa jadi pegangan,” ujarnya.
Ia meminta agar para pengurus NU di semua tingkatan tidak melakukan kampanye dan deklarasi di kantor-kantor NU sehingga netralitas PBNU tetap terjaga. ”Tidak membawa bendera NU, tidak melakukannya di kantor NU. Misalnya di sini (Kantor PBNU) lalu dikumpulkan di kantor ini, lalu deklarasi. Itu tidak boleh,” katanya kepada Harian Kompas.
Sementara, Saifullah Yusuf menyampaikan, pengikut Rais A’am dan Ketua Umum bergerak akibat pernyataan Prof Nadirsyah Hosen, cendekiawan NU.
“Jadi, jangan salahkan PBNU jika sekarang pengikut Rais A’am dan Ketua Umum ini bergerak akibat pernyataan yang disampaikan Prof Nadirsyah Hosen,” kata Gus Ipul saat ditemui di Kota Pasuruan, Selasa (23/1/2024).
Dia mengatakan, pernyataan Prof Nadirsyah ini memantik dan mengungkit para pengikut Rais A’am dan Ketua Umum PBNU untuk benar - benar memenangkan paslon nomor urut 2 Prabowo - Gibran.
“Jadi mereka bergerak ini dampak dari pernyataan Prof Nadirsyah, karena PBNU tidak pernah menyampaikan atau merilisnya. Gerakan ini meluas, karena pengikut Rais A’am dan Ketua Umum PBNU ini banyak sekali,” tutupnya.
Sebelumnya, Gus Ipul juga menyangkal ucapan Gus Nadir.