SURYAMALANG.COM , MALANG -Â Penyelenggaraan debat Capres dan Cawapres keempat dengan tema "Pembangunan Berkelanjutan, Lingkungan Hidup, Energi dan Sumberdaya Alam, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa" telah usai sejak hari Minggu, 21 Januari lalu.
Namun, sampai pada hari ini, publik masih ramai memperbincangkan berbagai hal detil yang terjadi saat pelaksanaan debat cawapres yang melibatkan Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD kemarin.
Mulai dari pemaparan gagasan antara Cawapres hingga "gimmick panas" para cawapres menimbulkan persepsi yang beragam serta ribuan komentar netizen di sosial media.
Sayangnya, momen debat cawapres keempat kali ini pada akhirnya banyak memunculkan ketidakpuasan masyarakat atas penampilan debat yang jauh dari pembahasan gagasan, melainkan hanya mempetontonkan "serangan personal".
Bahkan, tagar #DebatCawapresRusak sempat menempati posisi trending topic cuitan netizen pada platform "X".
Merespons hal itu, artikel Mata Lokal Memilih edisi kali ini melirik sebuah pandangan menarik yang datang dari "Local Hero Malang", yakni Puguh WIji Pamungkas.
Selain identik dengan sosok Local Hero Malang, Puguh Wiji Pamungkas juga dikenal sebagai seorang cendekiawan kompeten di Kota Malang.
Pasalnya, beliau merupakan potret sempurna untuk sosok cendekiawan yang mampu memberi pemikiran kritis dan solutif serta dilengkapi dengan pengalaman praktis yang relevan.
Pengalaman praktisnya dalam dunia bisnis, kesehatan, hingga kegiatan sosial menjadikannya sebagai figur yang berkapabilitas saat pemikirannya diuraikan dalam sebuah gagasan strategis.
Terbaru, beliau baru saja mengeluarkan karya dari buah pemikirannya dalam bentuk buku yang berjudul "Makmur Mulia Dari Desa".
Menariknya, diluar unsur kesengajaan, buku ini menjelaskan dengan sangat baik tentang bagaimana ide solutif bagi setiap lapisan masyarakat agar dapat mengoptimalisasikan potensi desa secara menyeluruh.
Hal inipun dikonfirmasi langsung oleh Puguh Wiji Pamungkas, sang penulis buku "Makmur Mulia Dari Desa".
"Ya, benar. Buku kedua saya memang membahas seputar isu desa. Namun, lebih jauh daripada itu, substansi ide yang tertuang dalam buku tersebut ialah tentang bagaimana seluruh masyarakat desa bisa memanfaatkan peluang yang dekat dengan dirinya dan menjadikannya sebagai resources pembangunan berkelanjutan. Secara umum, sebagian besar pembahasan debat capres dan cawapres kemarin sudah dibahas dalam buku kedua saya," tutur Puguh Wiji Pamungkas.
Puguh Wiji Pamungkas menambahkan, dalam bukunya ia menawarkan beberapa variabel penting untuk diterapkan agar pembangunan desa dapat berjalan secara optimal.
"Sejauh ini, saya sering mendengar tentang ide untuk menambahkan bantuan kepada setiap desa di Indonesia. Namun, masalah fundamentalnya bukanlah tentang jumlah bantuan yang diberikan. Setidaknya terdapat tiga komponen penting yang harus dibangun, yaitu awareness, regulasi, dan infrastruktur," tegas Puguh.