"Tahun Naga Kayu diyakini bisa memberikan dorongan ekonomi, kemajuan, dan kelimpahan. Tahun ini akan ada banyak peluang yang bisa diambil. Tapi memang euforianya menjadi kurang," katanya.
Budi bercerita, momen berkumpul dengan keluarga sangat ditunggu-ditunggu.
Para orang tua selalu mempersiapkan angpao untuk anak-anak yang belum menikah.
Bagi anggota keluarga yang belum menikah, Imlek selalu menyenangkan karena mereka dapat angpao.
"Tapi saat ini saya yang harus memberikan kepada mereka," katanya diikuti tawa.
Menurut Budi, perayaan Imlek adalah tradisi leluhur mereka. Imlek bukanlah kegiatan keagamaan, sehingga orang Tionghoa dengan latar belakang apapun bisa merayakannya.
Perayaan itu menjadi medium yang menjaga hubungan antara leluhur dengan generasi berikutnya.
"Itu perayaan budaya, kita tersambung dengan leluhur atau nenek moyang karena di belahan bumi manapun, orang selalu pulang ketika Imlek," ujarnya.