SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Kasus beredarnya 100 foto dan 26 video siswi SMK tanpa baju yang mengandung unsur pornografi di Tulunggagung hingga saat ini belum mendapatkan tersangkanya.
Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Tulungagung masih menyelidiki peredaran foto dan video bermuatan pornografi.
Penyidik telah meminta keterangan M, sosok siswi SMK yang ada di dalam foto dan video itu.
Sebelumnya M dalam kondisi mengalami tekanan mental sehingga belum bisa dimintai keterangan.
"Saat ini psikologinya sudah membaik, sudah bisa diajak bicara. Kami sudah meminta keterangannya," ungkap Kepala UPPA Satreskrim Polres Tulungagung, Ipda Fatahillah Aslam Firmansyah.
Untuk menjaga M, UPPA bekerja sama dengan Unit Layanan Terpadu Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Integratif (ULT PSAI) akan menempatkannya di rumah aman (save house).
Hal ini untuk mencegah M berinteraksi dengan orang-orang yang akan membuatnya tertekan kembali.
Polisi berkepentingan menjaga psikologi M agar proses penyelidikan bisa berjalan lancar.
"Selama ini memang belum ada save house. Tapi kami akan mengupayakan untuk menjaga korban," sambung Fafa, panggilan akrab Fatahillah.
Total ada sekitar 100 foto dan 26 video milik M yang tersebar di internet.
Kepada penyidik UPPA, M mengaku foto dan video itu diambil dengan ponsel miliknya.
Semua berkas dengan pose yang mayoritas tanpa busana ini disimpan dan tidak pernah disebar.
"Jadi dia mengaku foto dan videonya jadi koleksi pribadi. Tidak pernah dikirim ke orang lain," tutur Fafa.
Dengan pengakuan M ini penyidik belum bisa mengaitkan dengan sosok terlapor.
Sebelumnya orang tua M melaporkan mantan pacarnya, sebagai sosok yang menyebarkan konten pornografi itu.
Polisi kini fokus menyelidiki, bagaimana berkas-berkas (file) dalam ponsel M tersebar luas di internet.
"Kami akan melibatkan sejumlah ahli IT untuk mengungkap ini, karena ada banyak kemungkinan," ucap Fafa.
Polisi menyelidiki kemungkinan ponsel milik M pernah hilang atau diambil orang, kemudian materi pornografi itu dikopi.
Atau kemungkinan ponsel milik M pernah dipinjam oleh orang lain dan berkas digital di dalamnya dikopi diam-diam.
Kemungkinan terburuknya ponsel milik M diretas sehingga foto maupun video di dalamnya disalin dari jarak jauh.
"Ini yang saya katakan tadi, pentingnya minta bantuan ahli IT karena materinya sudah menyangkut teknologi. Salah satunya kemungkinan dibajak," jelas Fafa.
Untuk memastikan semua kemungkinan ini polisi telah meminta keterangan 16 saksi yang berhubungan dengan M.
Di antara mereka ada sejumlah orang yang berhubungan dengan M selama di sekolah.
Ada pula sejumlah kerabat atau keluarga yang selama ini akrab dengan M, turut dimintai keterangan.
Sejauh ini polisi tidak menemukan indikasi foto dan video panas itu sengaja dijual untuk mendapat keuntungan.
"Tidak ada indikasi sengaja dikirim ke orang lain supaya dapat imbalan. Atau diunggah di situs tertentu untuk mendapatkan uang," pungkas Fafa.
Sebelumny video dan foto M dengan pose panas tersebar luas melalui Terabox.
Materi pornografi ini bisa diakses siapa saja asal mempunyai alamat tautannya.
Orang tua M pertama kali menerima foto dan video itu dari orang asing melalui Whatsapp.
Orang tua M kemudian membuat laporan ke Polres Tulungagung.
Dugaan awalnya adalah mantan pacar M yang sakit hati karena sudah diputuskan, namun sejauh ini kecurigaan itu belum terbukti.