Berita Tulungagung Hari Ini

Bulog Cabang Tulungagung Jamin Keamanan Stok Beras di Awal Ramadan, Sejalan dengan Program SPHP

Penulis: David Yohanes
Editor: Eko Darmoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pekerja mengemas beras SPHP di Gudang Bulog Cabang Tulungagung di Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru.

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Bulog Cabang Tulungagung masih mempunyai stok beras sebanyak 3400 ton di gudangnya.

Stok ini masih cukup untuk satu bulan ke depan, baik untuk program Bantuan Pangan maupun program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP).

Sementara di beras stok baru dari Myanmar juga sudah mulai masuk ke Gudang Bulog Cabang Tulungagung di Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru.

Menurut Kepala Cabang Bulog Tulungagung, David Donny Kurniawan, pihaknya menerima penugasan untuk menyalurkan 2.856 ton beras bantuan pangan setiap bulan.

Selain itu pihaknya juga ditugaskan menjamin stabilitas harga beras lewat program SPHP.

"Saya selalu katakan, tidak usah khawatir. Stok beras Bulog masih aman satu bulan ke depan, termasuk di awal puasa," jelas David.

Para keluarga penerima manfaat (KPM) menerima 10 kg beras setiap bulan.

Untuk wilayah Kabupaten Tulungagung, ada 94.427 KPM, sehingga alokasi beras yang disalurkan 944,27 ton.

Kabupaten Trenggalek sebanyak 83.624 KPM dengan kuantum 836,24 ton, Kota Blitar 8.469 KPM dengan kuantum 84,69 ton dan Kabupaten Blitar 99.080 KPM dengan kuantum 990,8 ton.

"Dengan demikian total ada 285.600 KPM dengan kuantum 2.856 ton. Jumlah ini fix, tidak berubah setiap bulan," ucap David kepada SURYAMALANG.COM.

Untuk saat ini Bulog ditugaskan menyalurkan beras bantuan pangan periode Januari-Juni 2024.

Sementara untuk program SPHP berlaku hingga akhir Desember 2024, atau satu tahun penuh.

SPHP ini untuk menyediakan beras murah dengan kualitas yang bagus untuk masyarakat.

Namun beras ini hanya dijual di Rumah Pangan Kita (RPK) atau mitra Bulog lainnya.

Warga juga bisa mengaksesnya lewat operasi pasar yang sering diadakan Pemkab Tulungagung.

Pemerintah juga sudah mengunci harga dengan menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 10.900 per kilogram.

"Jadi masyarakat silakan beli beras SPHP ini lewat RPK atau di operasi pasar. Pembeliannya juga dibatasi 2 kemasan untuk mencegah pedagang yang mau ambil untung," tegas David.

HET ini ditetapkan pada end user atau pembeli akhir.

Penerapan HET ini wajib sehingga beras SPHP yang dijual di atas HET merupakan sebuah pelanggaran.

Hal ini juga berlaku pada toko-toko yang menjual beras SPHP milik Bulog.

"Mungkin ada toko yang menjual beras SPHP, dia wajib tetap menerapkan HET. HET ini konsepnya pada end user, jadi penjual silakan ambil untung sedikit, sehingga tetap berlaku HET," ujar David.

Saat ini beras SPHP diambil dari stok impor asal Thailand, dengan yang sebenarnya berkualitas premium namun dijual dengan harga medium.

Beras ini mempunyai menir di bawah 2 persen dan beras pecah hanya sekitar 5 persen saja, jauh dari ketentuan kualitas medium sebesar 20 persen.

David mengingatkan agar kualitas beras SPHP saat ini agar tidak dijadikan patokan.

Alasannya, karena saat ini stok yang ada adalah beras impor asal Thailand dengan kualitas yang bagus.

Namun ke depan tidak menutup kemungkinan Bulog akan menggunakan beras lokal hasil serapan panen petani.

"Jadi kalau ke depan kualitas berasnya berbeda dari yang sekarang, itu mungkin dari beras lokal petani kita. Kita gunakan stok yang ada," tegasnya. 

 

Berita Terkini