SURYAMALANG.COM , GRESIK - Warga di Pulau Bawean Gresik masih merasakan gempa pada Senin (25/3/2024) siang.
Wargapun masih memilih tidur di tenda darurat karena kondisi yang dianggap belum aman, terlebih kondisi rumah mereka mengalami kerusakan, seperti retak.
Faris warga di Kecamatan Tambak mengatakan,sejak Jumat kemarin tidur di tenda seadanya karena khawatir gempa susulan.
Intensitas gempa jauh menurun dibanding hari sebelumnya.
"Getaran cuman beberapa detik tadi siang," kata bapak satu anak ini.
Terkait makanan, listrik, dan air sejauh ini, kata Faris, masih aman.
BPBD Gresik hingga saat ini terus mengidentifikasi kondisi di lapangan guna memastikan penanganan darurat bencana gempa di Bawean berjalan dengan baik.
Untuk diketahui, bencana gempa berkekuatan magnitudo (M) 6.5 dengan kedalaman 10 km di hari JUmat , mengakibatkan
2.972 rumah rusak ringan, 1.286 rumah rusak sedang dan 820 rumah rusak berat.
Selain itu, terdapat 143 tempat ibadah rusak ringan, 10 rusak sedang dan 11 rusak berat.
Selanjutnya 59 sekolah rusak ringan, 11 rusak sedang, 5 rusak berat, juga terdapat 1 pondok pesantren rusak sedang, 13 kantor
rusak ringan, 1 kantor rusak berat, dan 1 rumah sakit rusak ringan.
Gempa juga mengakibatkan 7 orang mengalami luka luka.
Empat diantaranya dari Kecamatan Tambak dan tiga korban luka lainnya berasal dari Kecamatan Sangkapura Bawean.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari mulai 22 Maret hingga 11 April 2024 di Pulau Bawean.
Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Letjen Suharyanto berpesan agar penanganan fokus pada kebutuhan dasar.
Rapat koordinasi percepatan penanganan gempa Bawean digelar di Aula Graita Eka Praja Kantor Pemkab Gresik yang juga dihadiri oleh PJ Gubernur Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, pimpinan daerah kab/kota yang terdampak gempa Bawean, serta jajaran Forkopimda Kabupaten Gresik.
Letjen Suharyanto menyatakan tanggap bencana akan difokuskan di Pulau Bawean karena sulitnya transportasi ke lokasi terdampak.