SURYAMALANG.COM, MALANG - Limbah biji dan kulit salak dimanfaatkan jadi bubuk kopi dan teh celup oleh UMKM Kota Malang. Kegiatan ini dilakukan oleh Dra Elfi PD, sang produsen yang berkiprah sejak 2018.
Menurutnya, inspirasi didapat setelah ia datang ke Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta.
"Di sana, saya lihat biji salak pondoh bisa jadi bubuk kopi," kata Elfi kepada SURYAMALANG.COM saat ada kegiatan di kampus Universitas Islam Malang (Unisma) beberapa waktu lalu.
Kebetulan ia mendapat warisan dari orangtua berupa lahan dengan 2000 pohon salak pondoh di Kabupaten Lumajang. Ada ide untuk menjalankan itu.
"Salak pondoh setiap tiga minggu sekali bisa dipanen," kata wanita berkacamata itu.
Sehingga tidak akan kesulitan bahan baku. Untuk mendapatkan limbah biji dan kulitnya, ia pesan pada perajin keripik salak dan minuman buah salak.
"Jadi setiap satu bulan sekali saya ke Lumajang mengambil limbah itu," kata dia.
Ia tidak mengelola buah salak sendiri jadi keripik karena biayanya tinggi. Untuk sekali produksi, ia membuat 5 kg untuk kopi dan 5 kg untuk teh. Untuk teh menggunakan bahan kulit salaknya.
"Biasanya kalau sudah tinggal sedikit, saya produksi lagi," tambahnya.
Untuk pemasaran, ia memanfaatkan market place dan ke toko oleh-oleh serta toko yang mau dititipi produknya (konsiyasi). Label produksinya adalah Siji Songo.
"Yang membeli malah produk saya malah banyak dari luar kota. Pembeli jauh-jauh. Memang ada pembeli di Malang. Tapi lebih banyak pembeli luar kota," katanya.
Toko oleh-oleh yang menjualkan produknya ada di Malang dan Surabaya. Ia memulai usahanya sejak 2018. Proses pembuatan bubuk kopi dimulai dengan membersihkan biji kopi, dipecah bijinha lalu disangrai dan digiling. Biji salak sangat keras.
Jadi harus memakai pisau panjang. Untuk menggerus bijinya memakai baja. Ia memulai mengenalkan pada masyarakat apda 2019.
"Pertama kali dikenalkan ya pada tetangga dulu di Pronojiwo, Lumajang. Sebetulnya ya gak mau. Takut sakit katanya. Saya bilang kalau sakit, saya bawa ke puskesmas. Begitu juga ketika mengenalkan teh kulit salak ke tetangga yang punya diabet," kisahnya.
Ia membuat kemasan bubuk kopi busa sesuai keinginan konsumen. Tapi jika dijual di toko oleh-oleh dalam kemasan 60-70 gram.
Awal produksi ia membuat bubuk kopi dulu baru ke teh. Manfaat kopi salak untuk lambung, jantung, kolesterol. Sedang teh untuk sembelit, sariawan, diabet, daya tahan tubuh. Ia juga ikut pelatihan-pelatihan agar bisa naik kelas UMKM-nya.