Para peneliti UCAR memanfaatkan kombinasi data penerbangan pesawat, pengamatan satelit, dan model cuaca untuk menjelaskan bagaimana awan terbentuk dan melacak berapa lama awan tersebut bertahan.
Pada 2010, para peneliti menemukan bahwa semakin dangkal sudut pesawat yang melewati awan, semakin besar cavum yang ditinggalkan.
"Faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi panjang awan ini, termasuk ketebalan lapisan awan, suhu udara, dan tingkat geseran angin horisontal," tulis para peneliti.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, spektrum penuh jenis pesawat termasuk jet penumpang besar, jet pribadi, jet militer, dan turboprop dapat menghasilkan awan cavum dan kanal.