Berita Tulungagung Hari Ini

Batik Omah Budoyo, Motif Kain Batik Khas Jawa Timur Karya Warga Jember

Penulis: David Yohanes
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fransiskus Fran Kenny Tamara, desainer batik asal Jember pembuat motif Omah Budoyo, kain batik khas Jawa Timur (Foto kiri) dan Pj Gubernur jawa Timur, Adhy Karyono memeragakan batik Omah Budoyo, motif kain batik khas Jawa Timur di East Java Fashion Harmony VI 2024 di Pantai Midodaren Desa/Kecamatan Besuki, Sabtu (22/6/2024) sore.

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy  Karyono ikut menjadi model di East Java Fashion Harmony VI 2024 di Pantai Midodaren Desa/Kecamatan Besuki, Sabtu (22/6/2024) sore.

Secara khusus Pj Gubernur Jatim membawakan fesyen dengan motif kain batik khas Jawa Timur dengan nama omah Budoyo.

Sosok yang berhasil keluar menjadi pemenang sayembara desain batik khas Jawa Timur ini adalah Fransiskus Fran Kenny Tamara (35) asal Kabupaten Jember.

Fransiskus mendapatkan sebuah laptop dan uang sebesar Rp 25 juta.

Ayah 2 anak ini juga berhak atas sertifikat hak cipta atas desain Omah Budoyo hasil karyanya.

Menurut Fransiskus, dirinya mendesain Rumah Budoyo dalam waktu 1 hari.

"Waktunya memang mepet, saya hanya punya waktu 1 hari. Jadi kesulitannya itu, waktunya sangat mepet," ujarnya, saat ditemui di Pantai Midodaren Tulungagung.

Untuk mendesain Omah Budoyo, Fransiskus mengambil 2 ide, yaitu bentuk bangunan dan flora (tumbuhan).

Ia menghindari desain yang mengandung unsur makhluk hidup seperti binatang, karena berkaitan dengan keyakinan.

Ada tiga benda bangunan yang diambilnya, yaitu Tugu Pahlawan di Surabaya, rumah joglo Jawa Timur dan gapura candi di Malang.

"Saya hanya mendesainnya, lalu proses produksinya dilakukan panitia. Saya kaget, ternyata jadinya seperti itu," ucapnya.

Fransiskus mengakui, desainnya itu belum  mewakili Jawa Timur sepenuhnya.

Namun setidaknya sejumlah daerah telah terwakili, seperti Surabaya, Jember, Banyuwangi, Malang dan semua kota santri di Jawa Timur.

Desain itu disebutnya sudah maksimal di tengah keterbatasan waktu.

"Inginnya ada banyak hal yang bisa diangkat dari daerah lain, tapi keterbatasan waktu sehingga tidak maksimal," tuturnya.

Laki-laki kelahiran Yogyakarta ini sebelumnya adalah guru di SMA Muhammadiyah 2 Wuluhan Kabupaten Jember.

Sejak tahun 2017 Fransiskus mulai menekuni desain batik.

Ia pernah ikut lomba desain batik dan menjadi juara 1.

Fransiskus kemudian keluar sebagai guru Seni Budaya di SMA 2 Wuluhan, dan sepenuhnya menekuni desain batik sampai saat ini.

Setelah memenangkan desain motif batik jawa Timur, kini Fransiskus berencana meluncurkan galeri batik miliknya di Jember.

"Ke depan akan launching galeri batik. Insyaallah akan mengangkat batik Jawa  Timur," pungkasnya. (David Yohanes)

 

Ikuti updatenya di GoogleNews SURYAMALANG.COM

Berita Terkini