Tak hanya membantu kebutuhan sehari-hari saja, pihak gereja juga sampai membersihkan rumah Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa.
"Kami sudah berupaya yang terbaik dalam memperhatikan dan menjaga oma dan Opa termasuk membersihkan rumah beliau" terang Dian.
"Mungkin minggu kemaren adalah waktu Tuhan bagi Oma dan Opa," lanjut Dian.
Menurut Dian, ketiga anak Hans dan Rita seolah-olah memang menelantarkan kedua orang tuanya itu.
Ketiga anak laki-laki Hans dan Rita disebut tak pernah menjenguk orang tuanya hingga akhirnya tewas tanpa diketahui.
Dian juga bercerita tetangga beberapa kali mencoba membujuk tiga anak tersebut untuk menjenguk Hans dan Rita.
"Kami hanya urut dada dan geleng kepala kalau menelepon anak-anak tersebut untuk memperhatikan Oma dan Opa," papar Dian juga di postingan Facebook.
Selama ini, Rita hidup bergantung pada suaminya, Hans Tomasoa.
"Oma sudah stroke. Tergantung Opa," kata Dian di kolom komentar Facebook.
Dian menduga Hans Tomasoa meninggal lebih dulu hingga tak ada yang mengurus kebutuhan Rita.
"Opa meninggal duluan, jadi gak ada yang urus makan Oma. Jadilah Oma meninggal. Sementara begitu perkiraannya," tulis Dian menjawab komentar netizen.
Terkait proses dan segala urusan pemakaman Hans dan Rita juga ditanggung warga.
"Seluruh biaya visum, peti, dan pemakaman ditanggung oleh Jemaat Cipeucang. Hanya itu yang bisa kami buat" jelas Dian.
"Pemakaman Sabtu, 13 Juli 2024 kemaren dipimpin oleh Pdt. (Em.) J. M. Tambunan. Puji Tuhan, Beliau berkenan memimpin" lanjutnya.
"Saya pribadi dan seluruh Pnt/Dkn (khususnya di SP3) bersama warga Jemaat sangat sedih dengan kejadian ini," terang Dian.