Berita Surabaya Hari Ini

Pemkot Surabaya Luncurkan Program 1 Kelurahan-1 Ambulans, Siapkan 208 Armada untuk Bantu Warga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan program layanan “1 Kelurahan 1 Ambulans”, Senin (22/7/2024).

SURYAMALANG.COM , SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meresmikan program layanan “1 Kelurahan-1 Ambulans”, sebagai bagian dari pelayanan kesehatan di Kota Pahlawan, Senin (22/7/2024).

Wali Kota ingin memastikan pasien dalam kondisi gawat darurat di Surabaya mendapatkan penanganan cepat.

Total, jumlah ambulance yang dilibatkan dalam program ini mencapai 208 unit.

Rinciannya, sebanyak 97 unit merupakan layanan Dinas Kesehatan, 15 unit merupakan layanan Dinas Sosial, dan 96 unit berasal dari swadaya masyarakat.

Melayani 153 kelurahan, masing-masing ambulance bisa digunakan oleh masyarakat secara gratis.

Salah satu aksi petugas Ambulans membantu evakuasi warga di perkampungan Surabaya dalam merespon panggilan darurat 112 tepat di hari pelucuran Program 1 Kelurahan 1 Ambulans Pemkot Surabaya, Senin (22/7/2024) (SURYAMALANG.COM/Dyan Rekohadi)

Nantinya, waktu tanggap (respon time) layanan kesehatan akan diklasifikasikan ke dalam dua aspek penanganan, penanganan pengantaran dan penanganan di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Ambulance yang datang akan dilengkapi dengan alat kesehatan untuk membantu pertolongan pertama. Sehingga, semakin besar pula kemungkinan pasien bersangkutan selamat dan sembuh.

"Inilah urgensi layanan satu ambulans- satu kelurahan, sehingga akses ambulans semakin dekat dan cepat ke warga sampai kampung-kampung,” ujar Wali Kota Eri.

Ojo sampek (jangan sampai) warga yang sakit tidak tertolong gara-gara lama nunggu ambulans, ambulans telat, atau bahkan bingung cari ambulans sehingga tidak bisa dibawa ke rumah sakit,” imbuh Eri.

Selain itu, Pemkot Surabaya telah membagi waktu tanggap di IGD rumah sakit daerah.

Penanganan akan memprioritaskan kondisi pasien.

Dengan memadukan response time kecepatan ambulans dan IGD, keselamatan pasien bisa meningkat.

"Misalnya, kategori prioritas 1 dengan response time di IGD harus 5 menit, seperti pada kasus-kasus henti jantung atau stroke. Juga ada prioritas 2 untuk masalah-masalah lain. Semua sudah kita bikin Standard Operating Procedure (SOP) untuk kepentingan pasien,” ujarnya.

Cak Eri menambahkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (2019), Indonesia merupakan salah satu negara di ASEAN dengan akumulasi kunjungan pasien ke IGD yang tinggi. 

Secara nasional, mencapai 4,4 juta kunjungan.

Halaman
12

Berita Terkini