Hanya saja belum diketahui dimana kerusakannya, Zulkhair Ali menyebut masih perlu diteliti lebih lanjut.
Menurut Zulkhair Ali bisa saja izin edarnya baik, meski lewat sedikit karena sudah diperiksa oleh BPOM dan komposisi yang dilaporkan tidak ada masalah, namun ada faktor lain yang bisa jadi pemicu.
"Yang menjadi masalah mungkin karena makanan tersebut misal karena kadaluwarsanya, pengemasannya, penyimpanannya, karena meski waktu kadaluarsa masih lama tapi jika disimpan tidak sesuai petunjuk penempatan produk, suhu atau lainnya maka isi produk bisa rusak" terang Zulkhair Ali.
"Terlepas dari apapun penyebab keracunan, sisa produk yang dikonsumsi harus diperiksa untuk memastikan penyebabnya apakah terkontaminasi kuman atau lainnya," tambah Zulkhair.
Agar kejadian serupa tidak terulang, dokter spesial penyakit dalam itu menghimbau orang tua agar membiasakan anak membawa bekal sendiri dari rumah karena lebih ideal dibanding mengkonsumsi makanan dari luar.
Jika tidak memungkinkan membawa bekal, idealnya sekolah menyiapkan kantin namun kantin tersebut memang harus disuvervisi oleh Dinas Kesehatan lebih dulu.
Suvervisi dilakukan secara periodik melalui penugasan puskesmas di wilayah masing-masing akan sangat baik dibanding siswa jajan di pedagang luar pagar sekolah karena tidak tahu sebaik apa kualitasnya untuk anak.
"Karena kantin pun belum tentu benar jika penyediannya juga tidak benar," tambah Zulkhair.
"Kita bersyukur ini benar produk lulus uji BPOM karena takutnya label BPOM dipalsukan karena banyak kasus pemalsuan label," imbuh Zulkhair.
Kemudian menurut Zulkhair anak-anak juga harus diajari cara mengecek kandungan makanan yang akan dikonsumsi.
"Jangan tergiur makanan yang kemasan menarik saja tapi kondisi makanan harus diperhatikan, misal makan roti perhatikan kemasannya, bungkus masih utuh, roti tidak lembab, mudah-mudahan aman dikonsumsi" ungkap Zulkhair.
"Anak-anak juga harus diajarkan cara mengecek kemasan produk makanan dan minuman tanggal kadaluarsanya" jelas Zulkhair.