Beberapa anggotanya berpura-pura menjadi pegawai badan bantuan pengungsi UNRWA dan datang untuk memberikan bantuan.
Sementara sejumlah orang lainnya berpura-pura menjadi tokoh agama Islam.
Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa ada dua agen rahasia Mossad yang ditempatkan di dekat rumah tamu tersebut.
Mereka bertanggung jawab mencatat waktu kedatangan al-Deif di rumah tersebut, khususnya di depan pintu masuk utama gedung.
Di pintu itu, tempat tamu diharapkan masuk dari sana.
Sedangkan agen Mossad kedua duduk di dekat pintu masuk yang sama.
Namun, agen yang bertugas di sana menyamar sebagai lelaki tua, mengenakan pakaian lusuh dan berpenampilan seperti pengemis.
Ketika tamu tersebut muncul memasuki gedung, sinyal dikeluarkan dan pasukan darat menuju ke laut untuk melarikan diri dari Jalur Gaza.
Kemudian sebuah kapal angkatan laut Israel menjemput mereka tanpa menimbulkan kecurigaan.
Setelah 5 menit, dua pesawat pemboman Israel mulai melancarkan serangan terhadap “target”.
Salah satu rudal menghantam gedung yang diduga ditempati al-Deif dan menghancurkan seisi gedung itu.
Israel pun mengklaim serangan itu menewaskan Muhammad al-Deif.
Seperti diketahui, militer Israel melakukan serangan udara besar-besaran terhadap al-Mawasi, zona aman kemanusiaan, pada tanggal 13 Juli 2024.
IDF mengkalim berhasil menargetkan komandan Hamas al-Deif dan anggota senior Hamas Rafi Salama.
"Kami sekarang dapat mengonfirmasi: Mohammed Deif telah dibunuh," kata militer Israel pada Kamis (1/8/2024).