Klaim Israel itu muncul satu hari setelah kepala politik Hamas Ismail Haniyeh dibunuh dalam serangan udara di ibu kota Iran, Teheran, Rabu pagi.
Israel meluncurkan bom dan rudal ke wilayah tersebut.
Serangan ini menewaskan lebih dari 90 warga Palestina.
Lebih dari 300 orang terluka akibat serangan Israel.
Namun demikian, dalam sebuah postingan di Telegram, anggota Hamas Izzat al-Rashq menanggapi klaim Israel terkait kematian al-Deif.
“Mengonfirmasi atau menyangkal kesyahidan salah satu pemimpin Qassam merupakan masalah kepemimpinan Brigade Qassam dan kepemimpinan gerakan,” tulis postingan tersebut dikutip dari Al Jazeera.
Menurutnya berita yang dapat dipercaya soal kebenaran ini hanyalah dari Brigade Al-Qassam.
Apabila hingga saat ini Brigade Al-Qassam tidak memberikan berita apa pun, maka hal tersebut belum bisa dinyatakan kebenarannya.
"Kecuali salah satu dari mereka mengumumkan, tidak ada satu pun berita yang dipublikasikan di media atau pihak mana pun yang dapat dikonfirmasi," tegas Izzat.
Sosok al-Deif
Sebagai informasi, Deif merupakan salah satu pendiri Brigade Qassam pada 1990-an.
Deif telah memimpin Brigade Al-Qassam selama lebih dari 20 tahun.
Deif memiliki nama asli Mohammad Masri, tapi setelah bergabung dengan Hamas, ia lebih dikenal dengan nama Mohammed Deif.
Deif meraih gelar sarjana sains dari Universitas Islam di Gaza, tempat ia belajar fisika, kimia, dan biologi.
Dikenal cukup ahli, Deif menduduki puncak daftar orang paling dicari Israel selama puluhan tahun.