Pemugaran ini bisa dilakukan dengan 2 metode, yaitu mengembalikan secara konseptual dan kontekstual.
Secara konseptual akan mengembalikan ke bentuk aslinya bisa dengan cara analogi.
Sedangkan secara kontekstual hanya akan mengembalikan bentuk candi berdasar bata yang tersisa.
“Jadi kita akan kembalikan sesuai bata asli yang ada saat ini, sesuai struktur asli,” pungkas Ratna.
Ada ragam pendapat tentang keberadaan Candi Boyolangu atau Candi Gayatri.
Ada yang menyebut candi ini adalah pendharmaan untuk Dyah Gayatri atau Gayatri Rajapatni, permaisuri Raden Wijaya dari Majapahit.
Hal ini mengacu pada Kitab Negarakertagama yang menyebut, Prabu Hayam Wuruk melakukan upacara srada untuk menghormati 12 tahun kematian neneknya itu.
Candi pendharmaan adalah bangunan suci yang dibangun untuk menghormati tokoh yang sudah meninggal dunia.
Ada juga yang berpendapat Candi Gayatri tempat menyimpan abu Permaisuri Gayatri.
Jenazah dibawa dari keraton Majapahit untuk diperabukan di Boyolangu, lalu abunya disimpan di candi ini.
Sementara para pengantar jenazah beristirahat di Candi Sanggrahan yang berjarak 3 km dari Candi Gayatri.