LIPSUS Adu Slogan di Pilkada Malang Raya

Jargon dan Program Nurochman-Heli Suyanto di Pilwali Kota Batu 2024 : Bukan Sekadar Janji Manis

Penulis: Dya Ayu
Editor: Eko Darmoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu Nurochman - Heli Suyanto.

SURYAMALANG.COM, BATU - Nurochman dan Heli Suyanto menjadi satu-satunya Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu yang asli dari Kota Batu atau putra daerah.

Untuk itu, pada Pilwali Kota Batu 2024 ini, Nurochman-Heli yang diusung PKB, Gerindra dan PSI (Partai Nonparlemen) memiliki jargon Mbatu Sae.

Mbatu Sae memiliki kepanjangan Madani, Berkelanjutan, Agrokreatif, Terpadu, Unggul, Sinergi, Akomodatif, Ekologis.

Tidak hanya memiliki jargon itu, Paslon yang memiliki singkatan nama NH itu juga memiliki slogan Mbatu Nyel hingga Ora Ori Ora Oyi yang berarti calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota asli dari Kota Batu.

“Kami ini lahir di Kota Batu. Saya tinggal di Desa Sumberejo Kecamatan Batu, Mas Heli lahir di Desa Sumberbrantas Kecamatan Bumiaji."

"Ari-ari kami ditanam di bumi Kota Batu, sekolah di Kota Batu, hidup di Kota Batu, berkarir di Kota Batu, maka untuk membangun dan membawa kesejahteraan masyarakat Kota Batu adalah sebuah komitmen nyata dari kami,” kata Nurochman kepada SURYAMALANG.COM, Senin (23/9/2024).

Nurochman menegaskan pihaknya tak akan mengkhianati daerah asalnya jika nantinya terpilih menjadi orang nomor 1 di Kota Batu.

Sebab, selain langkah yang ditempu tak semudah membalikan telapak tangan, untuk berkontestasi di Pilwali Kota Batu 2024 ini, Nurochman dan Heli yang sebelumnya sama-sama menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Batu periode 2019-2024, harus merelakan jabatan sebagai anggota DPRD Kota Batu terpilih periode 2024-2029.

“Kami tentu tidak mungkin mengkhianati wong mBatu yang secara personal mengenal kami, ketika kami diberi kepercayaan memimpin maka kami pun tetap tinggal di Kota Batu, kalaupun kami tidak diamanahi masyarakat untuk memimpin Kota Batu kami pun tetap tinggal dan berkarya di Kota Batu,” ujarnya.

Terkait jargon Mbatu Sae yang merupakan singkatan dari Madani, Berkelanjutan, Agrokreatif, Terpadu, Unggul, Sinergi, Akomodatif, Ekologis, Nurochman mengatakan ada kesinambungan dan juga kaitan antara jargon dengan 9 Program Nawa Bhakti Utama yang nantinya akan menjadi konsen Nurochman-Heli jika terpilih dan menjabat.

Ada 9 program nawa bhakti utama Nurochman-Heli, yakni Peningkatan insentif bagi petugas pelayanan masyarakat dan pekerja lapangan, Peningkatan insentif bagi pendidik, tenaga kependidikan, pendidikan keagamaan, dan hibah organisasi masyarakat, mencetak 1.000 Sarjana per tahun, pembangunan mall UMKM, pembangunan kawasan industri pengolahan sampah, penambahan bagi hasil kepada pemerintah desa hingga maksimal Rp 5 miliar, pengembangan smart and integrated farming dan pembangunan spiritual botanical garden, pembangunan sport center dan optimalisasi lapangan desa, Pembangunan Batu Artpreneur dan SMK Kesenian.

“Jadi ini bukan sekedar janji manis atau visi misi abal-abal seorang putra daerah yang totalitas mencintai Kota Batu,” tegasnya.

Sementara itu Nurochman-Heli juga memiliki logo singkatan nama keduanya NH yang dibuat dengan memiliki element 5 bintang, berkepala garuda dan bergambar peta Indonesia.

Arti filosofi logo Element 5 Bintang yakni melambangkan lima sila Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia, mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa dalam setiap aspek kehidupan.

Kepala Garuda ialah mewakili Burung Garuda yang agung, simbol kekuatan dan kedaulatan Indonesia yang kokoh serta kebanggaan sebagai bangsa yang besar dan Peta Indonesia berarti menyiratkan Kota Batu sebagai bagian dari wajah Indonesia, menggambarkan kekayaan budaya dan keindahan alam yang menjadi kebanggaan bangsa.

 

Berita Terkini