Setelah sembuh, dia juga mengalami hilang ingatan terkait peristiwa yang merenggut ratusan korban jiwa itu.
"Tahunya dulu saya dari temannya yang ikut berangkat menonton itu,"
"Katanya ada tawuran, saya kira ya tawuran biasa,"
"Tapi kok sampai dirujuk ke RSSA, dari situ firasat saya sudah tidak enak," ungkapnya.
Setelah menjadi korban, Dian juga turut kehilangan pekerjaannya di salah satu pabrik yang lokasinya tak jauh dari rumahnya.
Dian kini mulai perlahan-lahan untuk kembali menata kehidupannya meski masih mengalami trauma.
Dia sempat sekali bekerja usai kondisinya mulai membaik.
Namun hal tersebut tidak bertahan lama.
Dia kembali membantu ibunya berjualan di rumahnya.
Namun keinginan untuk kembali berkerja masih menjadi hasrat dari perempuan yang hobi berenang ini.
"Ya pingin kalau bekerja lagi, cuma ini masih nyari-nyari," kata Dian.
Dian merasa, kalau kondisi fisiknya kini sudah tidak ada masalah.
Namun yang menjadi ketakutan dirinya ialah ketika bertemu dengan orang baru dan melihat kerumunan.
Kondisi ini yang mencoba dia lawan untuk menghilangkan rasa trauma ini.
Sembari dibantu oleh kedua orang tuanya yang terus memberikan motivasi dan semangat dirinya untuk menjalani hidup.
"Kalau di keramaian rasanya dredek, terus tangan saya dingin,"
"Gak tau kenapa, kayaknya masih takut," tandasnya.