Dia meminta saya untuk mewawancarainya melalui telepon saja,” dia memulai ceritanya.
Menurut wanita tersebut, dia mencoba mencari tahu bagaimana pasien berusia 38 tahun itu tertular HIV.
Ternyata jawaban yang diberikan petugas housekeeping hotel tersebut benar-benar mengubah persepsinya terhadap kelompok pasien.
“Saat itulah saya bertanya, tahukah Anda darimana dia tertular penyakit HIV ini?
Kata pasien, dia tertular secara tidak sengaja.
Saat itulah saya tanya maksudnya.
Ternyata dia tukang bersih-bersih di dekat sebuah hotel di Kuala Lumpur.
Tahukah kamu bagaimana dia bisa tertular HIV?
Saat dia sedang membersihkan kotoran di hotel, jarinya tertusuk jarum suntik.
“Spuit itu milik tamu sebelumnya yang sudah check out.
Saya tidak tahu pesta seperti apa yang diselenggarakan tamu hotel itu.
Karena kelalaian tamu tersebut, dia telah mempertaruhkan nyawa pengurus rumah tangga yang tidak ada hubungannya dengan itu,” katanya.
Baca juga: Heboh Guru Selingkuh dengan Murid Berusia 17 Tahun, Sang Suami Syok Sampai Bingung Mau Berbuat Apa
Baca juga: Kisah Warsilah dan Nuraeni Rawat 5 Anak Kembar, Pasrah Andalkan Penghasilan Warung untuk Biaya Hidup
Mengetahui kisah yang dialaminya, perempuan ini menangis karena merasa bersalah atas stereotip dan pandangan curiga terhadap pasien HIV.
Bagi perempuan ini, persepsi negatif terhadap pasien HIV masih menjadi isu besar di masyarakat, termasuk dirinya, meski informasi mengenai penyakit tersebut semakin mudah diakses.
Namun cerita bersama ini tidak hanya mengungkap realitas yang harus dihadapi oleh pasien HIV, namun juga mengajak kita memikirkan kembali persepsi dan pola pikir kita terhadap mereka.