Pihak Metro TV terakhir kali berkontak dengan Meutya dan Budiyanto pada 15 Februari atau tiga hari sebelum penculikan.
Pada akhirnya mereka berhasil dibebaskan pada 21 Februari 2005.
Pengalaman disandera ISIS membuat Meutya meluncurkan sebuah buku.
Buku tersebut berjudul '168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak' pada 2007.
Susilo Bambang Yudhoyono yang kala itu menjabat sebagai Presiden pun turut menyumbangkan tulisannya dalam kata pengantar buku Meutya.
Setelah menjadi jurnalis, Meutya lantas terjun ke dalam dunia politik pada tahun 2010.
Ia diusung menjadi calon Wakil Wali Kota Binjai berpasangan dengan H. Dhani Setiawan Isma S.Sos.
Namun sayang, Dhani dan Meutya kalah dalam perolehan suara.
Meutya yang merupakan kader Partai Golkar berkesempatan menjabat sebagai anggota DPR RI pada 2010
Baca juga: Total Kekayaan Raffi Ahmad Bakal Terkuak Usai Jabat Utusan Khusus Presiden, Digaji Setara Menteri
Kala itu ia menggantikan Burhanuddin Napitupulu yang meninggal dunia.
Pada Pemilihan Umum 2014, Meutya berhasil terpilih menjadi anggota DPR RI.
Ia maju dari daerah pilihan (dapil) Sumatera Utara 1.
Lima tahun kemudian atau pada Pemilu 2019, Meutya kembali terpilih menjadi anggota DPR RI.
Ia bahkan menjadi Ketua Komisi 1 DPR.
Sebelum akhirnya terpilih menjadi Menteri, Meutya sejatinya kembali terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029.