SURYAMALANG.COM, SIDOARJO - Calon Gubernur Nomor Urut 2 di Pilgub Jatim 2024, Khofifah Indar Parawansa, angkat bicara menanggapi hasil survey terbaru Lembaga Survey Indonesia (LSI) Denny JA, usai blusukan di Pasar Wadung Asri, Kabupaten Sidoarjo, Kamis (31/10/2024).
Sebagaimana diketahui, berdasarkan rilis LSI, elektabilitas Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak mencapai 65,8 persen.
Sementara Paslon lain Tri Rismaharini - Gus Hans sebesar 24,5 persen dan Luluk - Lukmanul hanya 1 persen.
Meski elektabilitasnya paling unggul, Khofifah tak terbuai ataupun di atas angin. Sebaliknya ia justru terlihat semakin bersemangat.
Khofifah tampak bersemangat menyapa para pedagang.
Seperti biasa, ia melarisi dagangan para pedagang untuk kemudian dibagikan pada para pengunjung yang sontak membuat mereka heboh berebut belanjaan yang dibagikan Khofifah.
Selama di Pasar Wadung Asri, Khofifah disambut begitu meriah oleh pedagang.
Mereka antusias untuk menyambut kedatangan Khofifah dan memujinya sebagai sosok gubernur yang rajin turun menyapa masyarakat.
Salah satunya adalah Tiamah, pedagang daging ayam.
Pada Khofifah, Tiamah menyemangati Khofifah untuk melanjutkan kepemimpinan periode dua sebagai Gubernur Jawa Timur.
“Lanjutkan ibu membangun Jawa Timur. Lanjutkan dua periode, ibu yang rajin ke pasar, menyapa kami, melarisi dagangan kami. Lanjutkan Bu,” ucapkan Tiamah.
Saat ditanya responsnya terkait rilis survey LSI, Khofifah menegaskan bahwa pihaknya dan tim tidak akan terlena dan akan terus kerja keras.
“Kita bekerja keras, sangat ketas. Kita sering dari kota lain itu pagi dini hari, balik ke rumah sudah hampir pagi. Jam 6 jalan lagi."
"Itu sudah biasa kita lakukan dan akan kita lakukan sampai hari terakhir,” tegas Khofifah.
“Termasuk di pasar ini, bagi saya ini sangat menambah semangat."
"Energi dari dukungan dan doa yang disampaikan pada kami sangat berarti untuk menambah optimisme kami,” imbuhnya.
Ditegaskan Khofifah, pedagang pasar harus diberdayakan dengan peningkatan literasi digital khususnya untuk terhubung dengan aplikasi teknologi digital.
“Tidak harus pedagangnya yang jualan online, tapi misalnya anaknya atau keluarganya. Jadi tetap bisa melayani pembeli di luar pasar. Karena hampir di setiap pasar, keluhannya sama yaitu pasarnya sepi,” tegasnya.
Tidak hanya itu ia bahkan mendorong generasi muda untuk ikut menjadi pendamping bagi pedagang di titik-titik pasar.
Dengan adanya pendampingan, maka sentuhann literasi digital pada pedagang pasar akan lebih maksimal.