SURYAMALANG.COM - Beginilah rahasia sukses pasutri bikin kerupuk slondok di Blitar yang bisa jadi inspirasi untuk ladang bisnis.
Bisnis UMKM membuat kerupuk slondok ini pun bisa menghasilkan omzet mencapai Rp 50 juta per bulan.
Mereka adalah pasangan suami istri (pasutri), Budi Pramono (44) dan Sri Endah Kusumahati (38), sukses membuat kerupuk slondok jadi bisnis yang menjanjikan.
Kini, pasutri asal Jl Kedondong, Kelurahan Turi, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, itu bisa memproduksi 1 ton kerupuk slondok dengan omzet mencapai Rp 50 juta per bulan.
Budi, panggilan Budi Pramono terlihat sedang menjemur kerupuk slondok yang masih mentah atau masih berupa krecek di halaman rumahnya, Jumat (8/11/2024).
Bapak empat anak itu tampak membolak-balik krecek kerupuk slondok untuk memastikan sudah kering.
Di dalam rumah, istri Budi, Sri Endah Kusumahati dengan dibantu satu pekerja sedang sibuk mengemas krecek kerupuk slondok ke dalam plastik.
Di sela-sela mengemas kerupuk, istri Budi tampak beberapa kali bangkit dari duduknya untuk mengurus tiga dari empat anaknya yang masih balita.
"Setelah memutuskan hijrah (kembali) ke kampung, saya dan istri memilih usaha sendiri di rumah sambil momong anak," kata Budi.
Sebelum menekuni bisnis produksi kuliner tradisional berbahan baku ketela itu, Budi dan istrinya sempat merantau di Kota Tarakan, Kalimantan Utara sejak 2010 hingga 2018.
Baca juga: Nasib Mujur Maba Undip Raih Nilai Tertinggi SKD CPNS 2024, Gracella Curhat Cuma Baca Sekilas Materi
Di Tarakan, Budi usaha jualan minyak wangi, sedang istrinya menjadi perawat di RS Pertamina.
Selama di Tarakan, Budi dan istri meninggalkan anaknya di rumah orang tua Budi di Magelang, Jawa Tengah.
"Saya asli Magelang, kalau istri asli Kota Blitar. Ketika anak pertama mulai besar, kami memutuskan pulang ke kampung halaman istri di Kota Blitar," ujarnya.
Setelah pulang kampung, Budi dan istri mulai merintis usaha sendiri. Mereka sudah mencoba beberapa usaha, salah satunya berjualan bawang merah.
Namun, usaha bawang merahnya kurang jalan karena modalnya minim. Pada 2020, Budi akhirnya mencoba memproduksi kerupuk slondok untuk dipasarkan di Kota Blitar.