Pria di Blitar Manfaatkan Abu Sisa Pembakaran Sampah Menjadi Kerajinan Miniatur Candi dan Garuda

Penulis: Samsul Hadi
Editor: Eko Darmoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sunalis (40), pembuat miniatur candi berbahan abu sisa pembakaran sampah di Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Sabtu (28/12/2024).

Kerajinan miniatur candi berbahan abu sisa pembakaran sampah karya Sunalis ternyata banyak peminatnya, terutama dari pemerintah desa.

Hampir semua pemerintah desa di Kecamatan Kanigoro sudah memesan kerajinan miniatur candi milik Sunalis.

Dari situ, Sunalis kemudian mengembangkan kerajinan berbahan abu sisa pembakaran sampah dengan membuat miniatur burung garuda.

Rencananya, kerajinan miniatur burung garuda miliknya juga dipasarkan ke dinas-dinas yang ada di Kabupaten Blitar.

"Untuk sementara, sasaran pemasaran produk kerajinan saya memang ke pemerintah desa dan dinas. Karena saya ingin pemerintah juga ikut mengenalkan kerajinan ikon Blitar yang bahannya memanfaatkan hasil pengolahan sampah," ujarnya.

Harga kerajinan miniatur candi dan burung garuda milik Sunalis bisa dibilang sangat terjangkau.

Untuk kerajinan miniatur candi dijual Rp 75.000 per biji. Sedang kerajinan miniatur burung garuda dijual dengan harga Rp 150.000 per biji.

Menurut Sunalis kerajinan miniatur candi dan burung garuda berbahan abu sisa pembakaran sampah kualitasnya lebih kuat dan lebih ringan.

"Kalau sudah kering, abu ini lebih mengikat. Dan dengan bahan baku abu, berat kerajinan lebih ringan dibandingkan dengan bahan dari pasir," katanya.

10 Tahun Jadi Pengelola Sampah di TPSP

Sunalis memang sudah akrab dengan pengelolaan sampah. Dia menjadi petugas pengangkut dan pemilih sampah di TPSP sejak 2014.

Ketika itu, pemerintah desa ada program Desa Berseri dan mencari warga yang mau menjadi pengelola sampah di lingkungan.

Lalu, Sunalis menawarkan diri menjadi petugas pengelola sampah ke pemerintah desa.

"Karena waktu itu tidak ada warga yang mau menjadi petugas sampah. Akhirnya saya menawarkan diri menjadi petugas sampah ke pemerintah desa," ujarnya.

Sekarang, Sunalis dibantu tiga warga lain untuk mengelola sampah di TPSP milik desa. Setiap hari, dia memilah sampah dari warga di TPSP.

Halaman
123

Berita Terkini