Sejarah Dualisme Arema: Arema FC dan Arema Indonesia Kini Saling Gugat, Duduk Perkara di Tahun 2011

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LOGO Arema FC (kiri)-Arema Indonesia (kanan). Sejarah dualisme Arema: Arema FC dan Arema Indonesia kini saling gugat, duduk perkara di tahun 2011 belum tuntas dan jadi rumit.

KBBI menjelaskan, arek berarti orang yang berasal atau dilahirkan di suatu daerah. Singkat kata, Arek Malang dapat diartikan sebagai orang-orang dari daerah Malang.

Arema pertama kali dibentuk oleh Derek dengan nama Armada 86, gabungan dari Armada dan Arema.

Beberapa bulan kemudian, nama Armada 86 berubah menjadi Arema 86.

Baca juga: Bocoran Bursa Transfer Arema FC Liga 1: Tak Akan Lepas Pemain, 4 Sosok Sudah Ditaksir Klub Lain

Sayangnya, upaya Derek mempertahankan Arema`86 di kompetisi Galatama saat itu mendapat berbagai hambatan, termasuk kesulitan dana.
 
Di sinilah, Mantan Gubernur Irian Jaya ke-3, sekaligus eks pengurus PSSI periode 80-an, Acub Zaenal, berandil besar bagi napas panjang Arema sebagai klub sepak bola.

Usai diambil alih oleh Zaenal, nama Arema 86 diubah menjadi PS Arema Malang, lalu ditetapkan sebagai salah klub peserta Galatama.

PS Arema Malang resmi berdiri pada 11 Agustus 1987, sesuai akta notaris Pramu Haryono SH No 58.

Bulan kelahiran klub yang sesuai dengan zodiak Leo, membuat klub ini mendapat julukan Singo atau singa.

Duduk Perkara Dualisme

Sejak dibentuk pada 1987, Arema telah mengikuti berbagai kompetisi sepakbola strata tertinggi di Indonesia, mulai dari Galatama, Liga Indonesia, Indonesia Super League (ISL) hingga Liga 1.

Beberapa gelar yang pernah diraih Arema adalah juara Galatama musim 1992-93, juara ISL musim 2009-10, juara Piala Galatama 1992, dan juara Piala Indonesia 2005 serta 2006.

Duduk perkara dualisme klub terjadi pada 2011 ketika Indonesia memiliki dua kompetisi bola papan atas, yakni Indonesia Premier League (IPL) dan ISL.

Saat itu, ketua Yayasan Arema Indonesia, Muhammad Nur, bersama Acub Zaenal, mendaftarkan Arema Indonesia untuk bermain di IPL, kompetisi yang dianggap resmi.

Hanya saja, pada musim kedua PSSI memutuskan IPL sebagai kompetisi ilegal karena adanya konflik internal.

Di sisi lain, kubu Rendra Kresna (sekretaris Yayasan Arema), ternyata tidak setuju dengan keinginan ketua Yayasan Arema yang mendaftarkan Arema ke kompetisi IPL.

Padahal, ketika itu Rendra diketahui sudah mengundurkan diri dari yayasan.

Baca juga: Profil Arema Indonesia Disomasi PT AABBI Histori Dualisme Tak Berkesudahan, PSSI Langsung Ubah Nama

Halaman
1234

Berita Terkini