Program tidur siang

Program Tidur Siang di Sekolah, SMPN 39 SurabayaPenguatan Karakter, Gelar

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PROGRAM TIDUR SIANG - Siswa mengikuti program tidur siang yang diiringi alunan musik relaksasi selama satu jam di sekolah SMPN 39 Surabaya, Rabu (22/1/2025).

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - SMPN 39 Surabaya memiliki cara unik untuk meningkatkan fokus siswa.

Sekolah yang berada di Jalan Raya Prapen, Panjang Jiwo, Kecamatan Tenggilis Mejoyo tersebut mengajak untuk mengisi kegiatan siang di sekolah dengan tidur siang.

Ide ini berawal dari kegelisahan sekolah atas temuan siswa yang tertidur di jam pelajaran.

Tak hanya itu, sebagian siswa juga memiliki suasana hati yang kurang nyaman saat memasuki siang hari.

"Kami lantas melakukan rapat dinas kemudian ada ide untuk membangun fokus siswa dan semangat dengan pembiasaan penguatan karakter. Yakni, melalui relaksasi tidur siang," kata Kepala SMPN 39 Surabaya, Rini Aswinarti dikonfirmasi di sela kegiatannya di sekolah, Rabu (22/1/2025).

Dalam sepekan, sekolah yang memiliki 896 pelajar tersebut menggelar kegiatan relaksasi tiap Rabu.

Kegiatan tidur siang berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 14.00 WIB. 

Berdasarkan evaluasinya, siswa kini mempunyai kualitas dalam pembelajaran di sekolah.

Karenanya, kegiatan ini lantas digelar rutin sekali dalam sepekan.

Menurutnya, kegiatan ini sekaligus memperkuat predikat sekolah sebagai tempat ramah anak.

"Tidur siang ini merupakan rangkaian dari program Sekolahe Arek Suroboyo (SAS) di SMPN 39," kata Rini.

Selain melalui kegiatan tidur siang, SAS di sekolah ini juga diisi dengan berbagai kegiatan lain. Setiap hari, acara digelar secara bergantian.

Pada Selasa misalnya, sekolah menggelar pembelajaran lingkungan hidup.

Kemudian pada Rabu diisi dengan relaksasi, berlanjut pada Kamis dengan Istighosah, dan Jumat melalui kegiatan Senam Anak Indonesia Sehat dan sholat Jum'at berjamaah.

Selesai kegiatan relaksasi, siswa tak lantas pulang.

Namun, kembali melanjutkan kegiatan berikutnya di sekolah. "Tidur siang ini bukan di [waktu] pembelajaran efektif," katanya.

"Namun, berlangsung pada program Sekolahe Arek Suroboyo (SAS). Setelah tidur siang, mereka melanjutkan ekstrakurikuler hingga pukul 16.00 WIB," katanya.

Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya, menurutnya, telah merestui program ini.

Dispendik Surabaya, sebagaimana arahan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, memang mendorong sekolah berinovasi untuk memperkuat karakter siswa melalui SAS.

Inovasi tersebut didasarkan pada karakteristik masing-masing sekolah.

"Progam ini mungkin tidak harus dicontoh sekolah lain. Sebab, kemampuan sekolah masing-masing [berbeda]," lanjutnya.

"Kami juga sudah sampaikan ke Dispendik. Kata Dispendik [kegiatan ini] bermanfaat. Kami selalu monitoring dan sampaikan hasilnya ke Dispendik," terang Rini.

Menurutnya, ide ini juga mendapat antusias siswa.

Bahkan, siswa secara sukarela membawa tikar hingga perlengkapan tidur seperti boneka dan bantal.

"Awalnya saya terpikir hanya tidur di bangku. Tapi ternyata, anak-anak lebih kreatif membawa tikar dan bantal," lanjutnya.

Siswa menerima manfaat secara langsung. Selama ini, mereka mengakui jarang tidur siang karena padatnya aktivitas pembelajaran.

"Setelah tidur siang, aku merasa lebih semangat belajar dan lebih fokus," kata siswi kelas 8D, Nur Mahsa.

Siswi kelas 8D lainnya,Salma Alea Netaca, juga merasakan dampak secara langsung kepada tubuhnya setelah tidur siang.

"Rasanya lebih rileks dan nggak ngantuk lagi pas pelajaran selanjutnya," katanya. (bob)

 

Berita Terkini