"Kami belum membuat MoU dengan semua relawan (hingga hari ini)," ungkapnya, melansir Kompas.com.
Selain itu, Kholilur enggan mengungkap besaran gaji atau upah yang akan diterima oleh relawan yang bekerja di dapur makan bergizi gratis.
Dia hanya memastikan bahwa upah yang akan diterima oleh mereka di bawah upah minimum kabupaten (UMK).
Lantaran mereka dikategorikan sebagai relawan, bukan karyawan.
"Tidak akan mendapat gaji sesuai UMK, karena relawan bukan karyawan," ucapnya.
Setiap relawan yang bekerja di dapur makan bergizi gratis akan menerima gaji dengan sistem harian.
Namun gaji tersebut akan direalisasikan setiap akhir bulan.
"Sistemnya harian, bayarannya bulanan," katanya.
Gaji untuk relawan akan diambilkan dari pagu anggaran yang diterima oleh SPPG.
Namun hingga kini, Kholilur sebagai kepala SPPG, belum mengetahui besaran pagu anggaran yang akan diterima.
Pihaknya juga belum mengetahui bagaimana mekanisme pagu anggaran tersebut akan direalisasikan.
Baca juga: Identitas 2 Korban Meninggal Kecelakaan Bus Brimob di Tol Pandaan Malang, Siswi dan Pensiunan PNS
Pendapat Soal Makan Bergizi Gratis
Pendapat siswa soal Makan Bergizi Gratis (MBG) atau makan siang gratis memang ramai dikomentari publik.
Hal ini rupanya juga disorot oleh Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana.
Ia meminta publik untuk hanya mencerna informasi terkait program makan bergizi gratis dari sumber yang kredibel.